Headlines

6 Perusahaan Asing Batal Investasi di Indonesia, Termasuk LG dan Apple

IKOLOM.NEWS, NASIONAL – Upaya pemerintah Indonesia menarik investasi asing belum sepenuhnya membuahkan hasil sesuai harapan. Sejumlah perusahaan global yang sebelumnya menunjukkan minat, kini memutuskan membatalkan rencana investasinya di Tanah Air.

Mulai dari masalah regulasi, ketidakpastian proyek, hingga pertimbangan strategis, menjadi alasan utama keputusan tersebut.

Berikut enam perusahaan asing besar yang batal berinvestasi di Indonesia:

BACA JUGA:


Iran Siap Tingkatkan Transparansi Nuklir jika Sanksi Dicabut


1. Apple

Raksasa teknologi asal Amerika ini sempat mempertimbangkan pembangunan pabrik di Indonesia sejak 2016. Namun, persoalan tambang ilegal dan ketidakpastian investasi menjadi hambatan utama. Meski begitu, Apple telah membuka empat akademi pengembang, termasuk yang terbaru di Tuban, Bali. Rencana investasi sebesar US$1 miliar untuk pabrik aksesori iPhone di Batam belum juga terealisasi.

 

2. BASF dan Eramet

Dua perusahaan asal Eropa ini membatalkan proyek Sonic Bay di Maluku Utara senilai US$2,6 miliar karena perubahan pasar nikel global dan perlambatan penjualan kendaraan listrik. Keduanya menilai proyek tersebut tidak lagi relevan dengan strategi jangka panjang mereka.

 

3. Foxconn

Perusahaan teknologi asal Taiwan ini awalnya berniat menanamkan investasi sebesar US$8 miliar untuk pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik. Namun, proyek tersebut tidak berjalan. Salah satu faktornya adalah ketidakpastian dari Apple, klien utama Foxconn, yang belum menunjukkan komitmen investasi di Indonesia.

 

4. SoftBank

Pada 2020, SoftBank sempat disebut sebagai calon investor besar untuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan nilai US$40 miliar. Namun, pemerintah Indonesia membatalkan kesepakatan karena dianggap lebih menguntungkan pihak SoftBank dan tidak sesuai kepentingan nasional.

 

5. Tesla

Pemerintah sempat intensif melobi Elon Musk agar Tesla berinvestasi di Indonesia, terutama di sektor baterai dan mobil listrik. Namun, Tesla belum merealisasikan rencana tersebut dan justru memilih berinvestasi di Malaysia pada 2023, salah satunya karena kekhawatiran terhadap penerapan prinsip ESG di Indonesia.

 

6. LG Energy Solution

Konsorsium asal Korea Selatan ini mundur dari proyek senilai US$9,8 miliar untuk pengembangan baterai kendaraan listrik berbasis nikel bersama Indonesia Battery Corporation (IBC).

Negosiasi antara kedua belah pihak disebut gagal mencapai kesepakatan. Pemerintah kini mempertimbangkan menawarkan proyek tersebut kepada investor dari Amerika Serikat.

Mundurnya sejumlah perusahaan besar ini menjadi catatan penting bagi iklim investasi Indonesia. Pemerintah diharapkan terus melakukan pembenahan regulasi, transparansi, dan efisiensi birokrasi untuk menjaga daya tarik di mata investor global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *