Oleh: Asfar Mutaaly Barelly
(Pemuda ICMI Sulsel)
IKOLOM.NEWS, OPINI – Sudah 79 tahun Indonesia merdeka, tatapan di penghujung tahun 2024 masih terasa bangunan masalah dan tantangan kenegaraan yang dihadapi pemimpin baru.
Belum lama lagi kenaikan pajak dan makan siang gratis yang memberikan gelombang ekonomi bergerak cepat menemukan tuannya, seolah kebijakan adalah tuan kemakmuran dan kesejahteraan, namun di ruang sebelahnya korupsi masih juga berputar dalam pusaran pemangku kebijakan yang saling berebut kekuasaan.
Kecerdasan buatan buatan mencengkram generasi lampau, seiring kebobolan sistem informasi nasional, keselamatan data informasi pribadi dalam ancaman. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam membentengi diri penjara teknologi yang membawa ke arah pelemahan produktivitas, mentalitas digital user saat ini.
Tokoh agama yang di agung- agungkan namun tindakan dan perkataan berkata lain. Es teh menjadi fenomenal, pencabulan di pondok pesantren, sederetan kebaikan yang mengatas namakan agama.
Republik yang monarki, kendaraan politik yang mencemaskan, katanya suara rakyat adalah yang paling tertinggi namun musnah di tandatangan rekomendasi, dengan argumentasi seolah populis.
Hukum di tegakkan namun tidak hadir untuk kaum yang lemah, banyak luapan peristiwa penindasan dari dia pemilik pakaian berseragam kedinasan. Pasar gelap masih saja ramai melakukan aktivitasnya.
Pemilu raya dan Pilkada telah usai, meninggalkan banyak peristiwa dan cerita.
Terlebih kampus bukan lagi jadi pencetak sarjana, kini dicekoki dengan mencetak uang palsu di tempat yang penuh meruah ilmiah.
Suka duka mengalir deras bersama harapan yang ingin dibuat nyata.