IKOLOM.NEWS, NASIONAL – Kepulangan Shin Tae-yong setelah hampir lima tahun melatih Timnas Indonesia menjadi perhatian media Korea Selatan. Pelatih asal Negeri Ginseng itu resmi meninggalkan skuad Garuda usai kontraknya tidak diperpanjang.
Sebelum bertolak ke Korea Selatan, Shin Tae-yong bersama staf pelatihnya menemui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo di kediaman dinas Menpora. Dalam kesempatan tersebut, Dito memberikan cendera mata berupa batik bergambar pemain sepak bola kepada Shin Tae-yong.
Pada pertemuan tersebut, Shin tidak hadir sendirian. Ia didampingi sejumlah staf yang selama ini membantunya di Timnas Indonesia, seperti Yoo Jae-hoon, Kim Jong-jin, Kim Bong-soo, Choi In-cheol, Shin Sang-gyu, Yeom Ki-hun, Choi Ju-young, dan Jeong Seok-seo alias Jeje.
Namun, Yoo Jae-hoon mengungkapkan bahwa Shin Tae-yong tidak menerima cendera mata atau bentuk penghargaan apa pun dari PSSI, meskipun telah berkontribusi selama lima tahun.
“Tadi terakhir kami bertemu dengan pak Menpora sebelum kita berangkat ke bandara, terus kami dapat oleh-oleh dari pak Menpora. (Oleh-olehnya) itu kayak batik Indonesia,” kata Yoo Jae-hoon di Bandara Soekarno Hatta.
“Enggak ada (oleh-oleh dari PSSI),” jelasnya.
PSSI Dikritik Media Korea
Star News Korea menyoroti sikap PSSI yang dinilai tidak menghargai Shin Tae-yong hingga momen terakhir kepulangannya. Media tersebut menyebut bahwa suporter Indonesia secara emosional mengantar kepulangan pelatih berusia 54 tahun itu, sementara PSSI justru menunjukkan sikap yang kurang menghormati.
“Terima kasih, pelatih Shin Tae-yong’. Ratusan penggemar Indonesia berkumpul! Sementara itu, Persatuan Sepak Bola Indonesia bersikap kasar hingga akhir. Tidak ada kado perpisahan,” tulis Star News Korea.
Mereka menilai absennya penghargaan atau apresiasi dari PSSI menjadi tanda kurangnya penghormatan terhadap dedikasi Shin Tae-yong selama menangani Timnas Indonesia.