IKOLOM.NEWS, NASIONAL – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memastikan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan mengelola seluruh aset BUMN yang saat ini berjumlah 47 perusahaan.
Pada tahap awal, Danantara akan mengelola tujuh BUMN utama, yaitu Pertamina, PLN, Mind ID, BRI, BNI, Bank Mandiri, dan Telkom Indonesia.
BACA JUGA: Dua Pendaki Tewas di Puncak Carstensz akibat Cuaca Buruk, Tiga Lainnya Selamat
Erick menjelaskan bahwa keputusan memasukkan seluruh BUMN dalam pengelolaan Danantara merupakan bagian dari upaya transformasi total di lingkungan BUMN.
“Kalau kita mau transformasi total, bersih-bersih BUMN, jangan hanya tujuh, tapi semuanya (47 BUMN) menjadi satu aset manajemen,” ujar Erick di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (1/3/2025) mengutip IDN Times.
Transformasi Transparan dan Peran Kementerian BUMN
Erick menegaskan bahwa selama lima tahun terakhir, transformasi BUMN dilakukan secara transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
“Transformasi yang kita dorong selama lima tahun ini nggak ada yang diumpetin. Nggak mungkin,” tegasnya.
Terkait peran Kementerian BUMN setelah adanya Danantara, Erick menjelaskan bahwa kementerian akan berfungsi sebagai pengawas.
“Salah satunya di Undang-Undang (BUMN) itu kan fungsi kami mengawasi, menindak kalau ada kasus korupsi, meng-approve rencana kerja, memastikan antara dividen dan suntikan modal,” kata Erick.
Selain itu, Kementerian BUMN tetap akan mengawasi operasional perusahaan BUMN yang bergerak di sektor strategis dan memiliki tugas Public Service Obligation (PSO).
“Apakah kita mengawasi operasional? Masih. Contoh untuk apa? Yang public service obligation. Apalagi misalnya subsidi kompensasi, proyek strategis nasional, itu masih diawasi,” pungkasnya.
Kebijakan ini menjadi langkah besar dalam restrukturisasi BUMN guna meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan aset negara.