Mahasiswa Farmasi Unhas Berunjuk Rasa, Dekan: Tuntutan Sudah Diselesaikan Sebelum Aksi

Mahasiswa Farmasi Unhas Berunjuk Rasa, Dekan: Tuntutan Sudah Diselesaikan Sebelum Aksi. (Foto: ist)

IKOLOM.NEWS, MAKASSAR – Ratusan mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar aksi unjuk rasa di pelataran Dekanat FF pada Jumat (28/2/2025). Mereka menuntut kejelasan akademik dari pihak fakultas. Namun, Dekan FF, Prof. Dr. rer. nat. Marianti A. Manggau, Apt, menegaskan bahwa tuntutan tersebut telah diselesaikan sehari sebelum aksi digelar.

“Rabu saya dengar kabarnya (terkait tuntutannya), jadi Kamis saya panggil dan beritahukan semua tuntutannya selesai. Tapi tiba-tiba di hari Jumat ada aksi, makanya saya heran,” ujar Marianti, Minggu (2/3/2025).

BACA JUGA: Hari Pertama Jabat Bupati Sidrap, Syahruddin Alrif Langsung Gelar Rapat Koordinasi

Menurutnya, perkuliahan dan program akademik yang menjadi tuntutan mahasiswa telah kembali berjalan. Seminar mahasiswa kembali beroperasi pada Senin (3/3/2025), dan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) juga telah diproses kembali sebelum aksi unjuk rasa berlangsung.

Dosen Mangkir dan Isu Perundungan di Fakultas

Salah satu tuntutan mahasiswa terkait tiga oknum dosen yang mangkir mengajar tanpa alasan yang jelas. Menanggapi hal ini, Marianti menyatakan bahwa pihaknya akan melaporkan ketiga dosen tersebut ke Satuan Pengawas Internal (SPI).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pengunduran diri beberapa Kepala Program Studi (Kaprodi) di FF terjadi akibat adanya intimidasi dan perundungan yang dilakukan oleh seorang oknum dosen. Oknum tersebut juga termasuk dalam tiga dosen yang mangkir mengajar.

“Dia laki-laki (Kaprodi yang mengundurkan diri). ‘Kalau saya dibully terus, saya nanti pukul dia. Kan dia perempuan (terduga perundung), lebih baik saya mundur, saya tenang-tenang’,” ujar Marianti menirukan pernyataan Kaprodi yang mengundurkan diri.

Mosi Tidak Percaya dan Pemberhentian Sementara Dekan

Polemik di FF Unhas semakin memanas dengan adanya mosi tidak percaya yang dilayangkan oleh beberapa dosen terhadap Marianti. Mosi tersebut berisi delapan poin keberatan, yang kemudian dilaporkan kepada Rektor dan diteruskan ke SPI untuk memeriksa Marianti.

“Saya sudah diperiksa, dan tidak ada kesalahan saya secara substantif,” tegasnya.

Terkait isu pemberhentian sementara dirinya sebagai Dekan FF, Marianti menyebut prosesnya janggal. Ia mengaku belum menerima surat resmi dari universitas, baik melalui akun E-Office maupun secara fisik. Namun, surat tersebut sudah tersebar luas di kalangan civitas academica FF.

Situasi ini menunjukkan bahwa konflik internal di FF Unhas masih berlanjut, dengan berbagai isu akademik dan kepemimpinan yang perlu diselesaikan oleh pihak universitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *