IKOLOM.NEWS, BANTAENG – Presiden Prabowo Subianto telah merilis 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan diprioritaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) lima tahun ke depan.
Dari proyek-proyek tersebut, Sulawesi Selatan mendapat dua jatah, yakni Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) dan Kawasan Industri Huali Park di Luwu Timur.
BACA JUGA: Komnas Perempuan Catat Peningkatan Kasus Kekerasan Berbasis Gender di 2024
Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy, menyambut antusias keputusan ini dan menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Prabowo. Kepala daerah yang akrab disapa Uji Nurdin ini menilai penetapan KIBA sebagai PSN akan membawa dampak positif bagi perekonomian daerah.
“Alhamdulillah. Saya mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden Prabowo yang telah memilih Kawasan Industri Bantaeng sebagai PSN,” ujar Uji Nurdin pada Sabtu, (8/3/2025).
Ia menambahkan bahwa dengan status PSN, KIBA akan menarik lebih banyak investor, meningkatkan pendapatan daerah, serta menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat Bantaeng. “Dengan dijadikannya KIBA sebagai PSN, tentunya investor akan berdatangan. Pendapatan Pemkab Bantaeng bertambah, serapan tenaga kerja meningkat, dan otomatis pertumbuhan ekonomi akan lebih pesat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pembangunan Daerah (Bappelitbanda) Sulsel, Setiawan Aswad, menyatakan bahwa KIBA menjadi prioritas pemerintah pusat dan ditargetkan dapat rampung dalam lima tahun ke depan.
“KIBA merupakan kawasan yang maju dari segi infrastruktur dan aktivitas pengolahan nikel. Pemenuhan kriteria tersebut menjadikannya lebih dulu terakomodasi dalam PSN dibandingkan kawasan lainnya,” jelas Setiawan.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) Sulsel, Asrul Sani, menuturkan bahwa industri pertambangan nikel di KIBA telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Ia menyoroti potensi kawasan ini dalam produksi baterai berbasis nikel.
“Geliat pertambangan nikel di KIBA sudah berlangsung progresif. Apalagi, dengan 20 persen material nikel dapat diolah menjadi baterai, KIBA berpotensi menjadi pusat smelter baterai,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa tahun lalu beberapa investor dari Inggris dan negara-negara Eropa telah melakukan penjajakan terhadap pengembangan smelter baterai di Bantaeng. “Kami optimistis, dengan dukungan pemerintah pusat, KIBA akan berkembang pesat dan membawa manfaat besar bagi daerah,” pungkasnya.