Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata, Israel Ajukan Balasan

Hamas Bakal Melepas Tiga Sandera Israel Asal 369 Tahanan Palestina Dibebaskan. (Foto: CNBC) Hamas Bakal Melepas Tiga Sandera Israel Asal 369 Tahanan Palestina Dibebaskan. (Foto: CNBC)

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Seorang pejabat tinggi Hamas mengumumkan pada Sabtu (29/3) bahwa kelompok tersebut telah menyetujui usulan gencatan senjata baru yang diajukan oleh para mediator. Hamas mendesak Israel untuk mendukung kesepakatan tersebut, namun memperingatkan bahwa persenjataan mereka tetap menjadi batas yang tidak dapat dinegosiasikan.

BACA JUGA:


Makna dan Sejarah Ucapan Taqabbalallahu Minna wa Minkum di Hari Raya


Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima usulan dari para mediator dan telah mengajukan usulan balasan sebagai tanggapan.

“Dua hari yang lalu, kami menerima usulan dari saudara-saudara mediator di Mesir dan Qatar. Kami menanggapinya secara positif dan menyetujuinya. Kami berharap bahwa pendudukan (Israel) tidak akan menghalanginya,” ujar pejabat senior Hamas, Khalil al-Haya, dalam pidato yang disiarkan televisi pada perayaan Idul Fitri, seperti dikutip dari AFP pada Minggu (30/3/2025).

Al-Haya menegaskan bahwa “senjata perlawanan merupakan red line” bagi Hamas.

Di pihak Israel, Kantor Netanyahu menyatakan bahwa Perdana Menteri mengadakan serangkaian konsultasi terkait usulan yang diterima dari para mediator.

“Beberapa jam yang lalu, Israel menyampaikan kepada para mediator sebuah usulan balasan dengan koordinasi penuh dengan AS,” demikian pernyataan dari kantor Netanyahu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Sementara itu, sehari sebelumnya, pejabat senior Hamas, Bassem Naim, menyebut bahwa pembicaraan antara kelompoknya dan para mediator semakin intensif seiring dengan terus berlanjutnya operasi militer Israel di Gaza.

Sumber-sumber Palestina yang dekat dengan Hamas menyebut bahwa pembicaraan antara kelompok militan tersebut dan para mediator dari Mesir serta Qatar telah dimulai pada Kamis malam (27/3/2025).

Pembahasan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali gencatan senjata serta mencapai kesepakatan terkait pembebasan sandera.

Gencatan senjata sebelumnya yang membawa ketenangan relatif ke Jalur Gaza selama berminggu-minggu berakhir pada 18 Maret, ketika Israel kembali melanjutkan kampanye pengeboman di wilayah tersebut.

Pembicaraan yang berlangsung di Doha ini juga terjadi sehari setelah Perdana Menteri Netanyahu mengancam akan merebut sebagian wilayah Gaza jika Hamas tidak membebaskan sandera.

Hamas pun menanggapi dengan peringatan keras bahwa para tawanan Israel bisa kembali “dalam peti mati” jika serangan terhadap Gaza tidak dihentikan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *