IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan kemarahannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perundingan gencatan senjata di Ukraina yang tak kunjung mencapai kesepakatan.
Trump mengungkapkan kekecewaannya karena Putin menyerang kredibilitas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
BACA JUGA:
Bersama Ribuan Warga Kota Makassar, Munafri Arifuddin Salat Idulfitri di Lapangan Karebosi
Dilansir dari BBC pada Senin (31/3/2025), Trump dalam wawancara dengan NBC News menyatakan bahwa ia sangat marah dan jengkel dengan sikap Rusia.
Ia juga mengancam akan menerapkan tarif sekunder sebesar 50% kepada negara-negara yang masih membeli minyak dari Rusia jika Putin tidak segera menyetujui gencatan senjata.
“Jika Rusia dan saya tidak dapat membuat kesepakatan untuk menghentikan pertumpahan darah di Ukraina, dan jika saya pikir itu adalah kesalahan Rusia, yang mungkin tidak benar, saya akan mengenakan tarif sekunder pada semua minyak yang keluar dari Rusia,” ujar Trump.
Perubahan Sikap Trump terhadap Putin
Pernyataan Trump ini menandai perubahan sikapnya terhadap Rusia. Selama enam minggu terakhir, Trump kerap mengkritik Zelensky dan menuntut berbagai konsesi dari pemimpin Ukraina tersebut. Ia juga menunjukkan sikap yang lebih lunak terhadap Putin, yang sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemimpin Eropa.
Namun, kali ini Trump tampak lebih tegas terhadap Rusia. NBC News melaporkan bahwa dalam wawancara telepon selama 10 menit, Trump mengungkapkan kekecewaannya atas serangan Putin terhadap kredibilitas Zelensky.
“Bisa dibilang saya sangat marah dan kesal ketika Putin mulai menyinggung kredibilitas Zelensky, karena itu tidak tepat sasaran. Kepemimpinan baru berarti Anda tidak akan mendapatkan kesepakatan untuk waktu yang lama,” katanya.
Meski demikian, Trump tetap menegaskan bahwa ia memiliki hubungan baik dengan Putin dan kemarahannya akan cepat mereda jika Rusia bertindak sesuai harapannya.
Ancaman Tarif terhadap Rusia
Trump memperingatkan bahwa jika Rusia tidak segera menindaklanjuti gencatan senjata, AS akan memberlakukan tarif tinggi terhadap produk Rusia.
“Akan ada tarif sebesar 25% untuk minyak dan produk lain yang dijual di Amerika Serikat, tarif sekunder,” ujar Trump.
Ia menambahkan bahwa tarif ini akan diterapkan dalam waktu satu bulan jika Rusia tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata. Tarif sekunder ini juga dapat meningkat hingga 50% bagi negara-negara yang masih membeli minyak dari Rusia, termasuk China dan India.
Respons Zelensky dan Kondisi Perang di Ukraina
Menanggapi pernyataan Trump, Presiden Zelensky menulis di media sosial bahwa Rusia terus mencari alasan untuk memperpanjang perang di Ukraina.
Ia menuduh Putin melakukan strategi yang sama seperti yang diterapkannya saat mencaplok Krimea pada 2014.
“Ini berbahaya bagi semua orang dan harus ada tanggapan yang tepat dari Amerika Serikat, Eropa, dan semua mitra global kita yang mencari perdamaian,” ujar Zelensky.
Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022, sekitar 20% wilayah Ukraina telah berada di bawah kendali Rusia. Lebih dari 100.000 tentara Rusia dikabarkan tewas dalam pertempuran tersebut.
Sementara itu, Ukraina terakhir kali memperbarui angka korban pada Desember 2024, dengan mencatat 43.000 kematian di antara tentara dan perwira mereka. Analis Barat menduga jumlah korban sebenarnya lebih tinggi dari angka resmi yang diumumkan.