Iran dan AS Sepakat Lanjutkan Negosiasi Nuklir Usai Pertemuan di Oman

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Delegasi dari Amerika Serikat (AS) dan Iran sepakat untuk melanjutkan pembicaraan pekan depan, setelah menyelesaikan sesi negosiasi nuklir tidak langsung yang berlangsung di Muscat, ibu kota Oman.

Pertemuan ini disebut berlangsung dalam suasana konstruktif dan penuh saling menghormati.

BACA JUGA:


Tambahan Kuota Petugas Haji Indonesia 2025 Disetujui Arab Saudi


Dilansir dari Al Jazeera, Minggu (13/4/2025), delegasi AS dipimpin oleh Utusan Khusus Steve Witkoff, sementara delegasi Iran dipimpin Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi. Turut mendampingi Abbas, sejumlah pejabat tinggi seperti Wakil Menteri Urusan Politik Majid Takht-Ravanchi, Wakil Menteri Urusan Internasional Kazem Gharibabadi, serta Juru Bicara Kemenlu Esmail Baghaei.

Gedung Putih dalam pernyataannya menyebut pertemuan itu “positif dan konstruktif”. Kedua belah pihak juga telah menyepakati pertemuan lanjutan pada pekan depan.

“Isu-isu ini sangat rumit, dan komunikasi langsung yang dilakukan oleh Utusan Khusus Witkoff hari ini merupakan langkah maju untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan,” bunyi pernyataan resmi AS.

Meskipun Presiden AS Donald Trump sebelumnya menekankan pentingnya pembicaraan secara langsung, pemerintah Iran tetap memilih format negosiasi tidak langsung.

Kedua pihak berkomunikasi melalui perantara dan belum berada dalam satu ruangan yang sama selama proses berlangsung.

Editor diplomatik Al Jazeera, James Bays, mengutip sumber dekat proses perundingan menyatakan bahwa masing-masing pihak telah diminta menyiapkan dokumen posisi, termasuk garis merah serta isu-isu yang dianggap krusial untuk dibahas.

Pihak Iran menegaskan, pembicaraan ini hanya mencakup program nuklirnya dan tidak akan melebar ke isu-isu lain seperti kemampuan militer atau dukungan terhadap kelompok-kelompok sekutu di kawasan.

Menjelang perundingan, Presiden Trump sempat kembali menyampaikan peringatan keras terhadap Teheran.

“Saya ingin mereka tidak memiliki senjata nuklir. Saya ingin Iran menjadi negara yang luar biasa, hebat, dan bahagia, tetapi mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir,” kata Trump kepada wartawan saat dalam perjalanan ke Florida dengan pesawat kepresidenan Air Force One, Jumat malam (11/4/2025).

Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt turut menegaskan sikap keras pemerintahan Trump, menyatakan bahwa “akan ada neraka yang harus dibayar” jika tuntutan presiden tidak dipenuhi.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menambahkan, “Kami telah sangat jelas bahwa Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir, dan saya pikir itulah yang mendorong pertemuan ini.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *