Putin Ucapkan Terima Kasih kepada Hamas atas Pembebasan Sandera Rusia-Israel

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL  — Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan rasa terima kasih kepada kepemimpinan politik Hamas atas peran mereka dalam pembebasan Alexander Trufanov, seorang warga negara ganda Rusia-Israel, yang ditahan selama lebih dari 500 hari di Jalur Gaza.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Putin saat menerima Trufanov dan keluarganya di Kremlin, Rabu (16/4/2025).

“Kita perlu menyampaikan terima kasih kepada kepemimpinan politik Hamas yang telah memenuhi permintaan kita dan melakukan tindakan kemanusiaan ini, sehingga Anda bisa dibebaskan,” kata Putin, dikutip dari media Al Mayadeen.

BACA JUGA:


WNI yang Ditangkap di AS, Yusril: Pemerintah Lindungi Tanpa Syarat


Trufanov dibebaskan pada 15 Februari 2025, dan Putin menyebut pembebasan itu sebagai sebuah “tindakan kemanusiaan”.

Ia juga menekankan bahwa hal tersebut dimungkinkan berkat hubungan lama dan stabil antara Rusia dan rakyat Palestina.

 

Putin menegaskan bahwa Rusia telah mengerahkan segala daya upaya untuk membebaskan Trufanov dan akan terus melakukan upaya serupa bagi Warga Negara Rusia lainnya yang berada dalam situasi serupa.

Ia menyampaikan harapan agar semua sandera yang masih ditahan dapat segera dibebaskan.

Rusia sendiri memainkan peran aktif dalam konflik di Jalur Gaza. Ketika perang antara Hamas dan Israel pecah pada Oktober 2023, Moskow mengusulkan resolusi gencatan senjata di Dewan Keamanan PBB. Namun, usulan tersebut diveto oleh Amerika Serikat.

Dalam perkembangan selanjutnya, Hamas menyatakan keinginan agar Rusia terlibat lebih jauh dalam upaya penyelesaian konflik Gaza.

Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Moussa Abu Marzouk, pada Maret 2024 mengatakan bahwa pihaknya mendukung peran Rusia sebagai penyeimbang kekuatan terhadap AS dan Israel.

“Kami ingin Rusia menjadi aktor utama sebagai penyeimbang AS dan Israel… Kami akan berupaya mencapai tujuan ini,” ujar Abu Marzouk saat itu.

Ia juga diketahui memimpin delegasi Hamas yang berkunjung ke Moskow pada 2 Februari 2025 dan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia. Kunjungan tersebut terjadi hanya beberapa hari sebelum Trufanov dibebaskan.

Hubungan Rusia dan Hamas tetap menjadi sorotan global, terutama di tengah ketegangan berkepanjangan di Timur Tengah.

Meski Hamas ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan sejumlah negara lainnya, Rusia tidak memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi terorisnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *