IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Harga minyak mentah dunia jatuh tajam pada perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis pagi waktu Indonesia. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi lonjakan pasokan dari kelompok produsen OPEC+ serta ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Melangsir CNBC Indonesia, Harga minyak Brent untuk pengiriman Juni ditutup melemah 2,97% ke level US$66,16 per barel, mencatat penurunan harian terdalam dalam dua pekan terakhir.
BACA JUGA:
TP PKK dan BARET ICMI Takalar Tinjau dan Bantu Warga Kurang Mampu di Desa Soreang Lempong
Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) juga terkoreksi 3,1% ke posisi US$62,26 per barel.
Sejak awal April, harga minyak global menunjukkan tren negatif. Brent tercatat sudah turun lebih dari 11% dari posisi tertingginya bulan ini yang sempat menyentuh US$74 per barel.
Pelemahan ini tak lepas dari sinyal yang muncul dari beberapa anggota OPEC+, seperti Irak dan Uni Emirat Arab, yang mengindikasikan ketidakpuasan terhadap pembatasan produksi yang saat ini diberlakukan.
Ketidakkompakan tersebut memunculkan kekhawatiran akan potensi pelonggaran kebijakan produksi dalam pertemuan OPEC+ mendatang pada Juni.
“Jika OPEC+ gagal mempertahankan kedisiplinan produksi, pasar bisa kembali mengalami surplus pasokan di tengah permintaan global yang belum pulih sepenuhnya,” ujar seorang analis energi dari lembaga riset berbasis di London, dikutip dari Reuters.
Di sisi lain, ketegangan dagang AS-China kembali mencuat setelah Washington mengumumkan kebijakan tarif baru, yang dibalas dengan ancaman retaliasi dari Beijing.
Ketidakpastian ini membayangi prospek pertumbuhan ekonomi global, termasuk permintaan energi yang bisa ikut tertekan.
Dengan kombinasi faktor fundamental dan geopolitik tersebut, harga minyak saat ini berada dalam fase konsolidasi teknikal. Para pelaku pasar akan terus mencermati perkembangan seputar produksi OPEC+, data persediaan minyak AS yang dijadwalkan dirilis malam ini waktu Indonesia, serta arah kebijakan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia dalam waktu dekat.