IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa negaranya akan mampu bertahan walaupun perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) gagal mencapai kesepakatan dan jika sanksi baru kembali dijatuhkan oleh Barat.
Pernyataan ini disampaikan Pezeshkian setelah Presiden AS, Donald Trump, menggambarkan putaran kelima perundingan antara Teheran dan Washington yang digelar akhir pekan lalu sebagai “sangat baik”. Namun, pihak otoritas Iran menyebut perundingan tersebut berjalan “rumit”.
“Bukan berarti kita akan mati kelaparan jika mereka menolak berunding atau menjatuhkan sanksi-sanksi,” ujar Pezeshkian dalam pernyataan yang dikutip media pemerintah Iran.
BACA JUGA:
11 Ribu Lebih Calon Siswa Terancam Tak Masuk SMA Negeri di Makassar
“Kita akan menemukan cara untuk bertahan hidup,” tegasnya.
Perundingan nuklir yang berlangsung sejak April lalu ini merupakan kontak tertinggi antara Iran dan AS sejak Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015, yang terjadi di masa jabatan pertama Trump.
Tujuan utama dari perundingan tersebut adalah untuk menyelesaikan konflik jangka panjang terkait program nuklir Iran. Trump menyatakan dirinya terbuka untuk berdialog, namun tetap mengancam Teheran dengan sanksi ekonomi tambahan dan bahkan opsi militer jika tidak tercapai kesepakatan baru.
Pertaruhan dalam perundingan ini sangat besar bagi kedua negara. AS ingin membatasi kemampuan Iran untuk memproduksi senjata nuklir, demi mencegah perlombaan senjata di kawasan dan menghindari ancaman terhadap Israel, sekutu dekatnya.
Di sisi lain, Iran berharap kesepakatan baru dapat membawa pelonggaran sanksi Barat yang selama ini menekan ekonominya, sembari mempertahankan program nuklir yang mereka klaim hanya untuk tujuan sipil.