IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa proposal terbaru Amerika Serikat terkait kesepakatan nuklir bertentangan dengan kepentingan nasional Iran.
Dalam pidatonya yang disiarkan melalui televisi pemerintah, Khamenei menyatakan bahwa Teheran tidak akan menghentikan proses pengayaan uranium—komponen vital dalam program nuklir Republik Islam tersebut.
“Pengayaan uranium merupakan bagian penting dari program nuklir kami. Mengapa Amerika harus ikut campur dalam menentukan apakah Iran boleh melakukannya atau tidak? Mereka tidak memiliki hak untuk bersuara,” kata Khamenei, seperti dikutip dari Reuters dan Al Arabiya.
BACA JUGA:
Kemendiktisaintek Kucurkan Rp 210 Miliar untuk Bantu Perguruan Tinggi Swasta
Isu pengayaan uranium telah lama menjadi titik kritis dalam negosiasi antara Teheran dan Washington. Sementara Iran bersikeras bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai, kekuatan Barat, termasuk AS, mencurigai adanya upaya untuk mengembangkan senjata nuklir—sebuah tuduhan yang berulang kali dibantah Iran.
Sebelumnya, pada Senin (2/6), seorang diplomat Iran menyampaikan kepada Reuters bahwa Teheran siap menolak proposal AS yang bertujuan mengakhiri kebuntuan dalam sengketa nuklir yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Iran juga menyatakan tidak menyembunyikan apapun dalam program nuklirnya. Pernyataan ini muncul menanggapi permintaan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), lembaga pengawas nuklir di bawah naungan PBB, yang meminta Iran untuk meningkatkan transparansi.
Sementara itu, mantan Presiden AS Donald Trump dalam pernyataannya menegaskan bahwa kesepakatan yang diinginkan AS tidak akan mengizinkan Iran untuk melanjutkan pengayaan uranium—sebuah sikap yang semakin memperdalam perbedaan pandangan antara kedua negara.