Headlines

Rusia Bela Iran, Tegaskan Hak atas Program Nuklir Damai

In this pool photograph distributed by Russian state agency Sputnik, Russia's President Vladimir Putin addresses the media following his meetings with foreign leaders in Moscow on May 11, 2025, during celebrations of the 80th anniversary of the Soviet Union's victory over Nazi Germany in World War II. (Photo by Gavriil GRIGOROV / POOL / AFP)

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Pemerintah Rusia menyatakan dukungan terhadap Iran dalam polemik nuklir terbaru, menyusul pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menegaskan bahwa kesepakatan baru dengan Teheran tidak akan mengizinkan pengayaan uranium.

Moskow menegaskan kembali bahwa Iran memiliki “hak” untuk menjalankan program nuklir yang bersifat damai.

Sejak April lalu, Washington dan Teheran telah menggelar lima putaran perundingan nuklir dengan fokus utama pada isu pengayaan uranium. Perundingan tersebut bertujuan untuk mencapai kesepakatan baru yang menggantikan perjanjian nuklir 2015 yang ditinggalkan oleh Trump pada masa jabatannya tahun 2018.

BACA JUGA:


Khamenei Tolak Proposal Nuklir AS, Tegaskan Iran Tak Akan Hentikan Pengayaan Uranium


Dalam pernyataannya pada Senin (2/6), Trump menyatakan bahwa pengayaan uranium tidak akan diperbolehkan dalam kesepakatan nuklir baru antara AS dan Iran. Sebaliknya, Teheran tetap bersikukuh mempertahankan program tersebut sebagai bagian dari usaha damai untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, terutama bahan bakar pembangkit listrik.

Menanggapi pernyataan Trump, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip AFP pada Rabu (4/6/2025), menegaskan sikap Rusia dalam membela hak Iran.

“Negara-negara memiliki hak untuk energi damai. Penggunaan energi atom secara damai harus dilakukan secara eksklusif di bawah pengawasan ketat Badan Energi Atom Internasional (IAEA),” kata Peskov.

“Kami meyakini bahwa hak ini harus tetap dijaga oleh setiap negara,” tambahnya.

Pernyataan dari Kremlin ini disampaikan di tengah hubungan yang semakin erat antara Rusia dan Iran, termasuk dalam kerja sama militer, menyusul invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *