Trump Ancam Tambah Tarif Impor 10 Persen untuk Negara BRICS, Sebut BRICS Bisa ‘Segera Berakhir’

Trump Ancam Tambah Tarif Impor 10 Persen untuk Negara BRICS, Sebut BRICS Bisa ‘Segera Berakhir’ Trump Ancam Tambah Tarif Impor 10 Persen untuk Negara BRICS, Sebut BRICS Bisa ‘Segera Berakhir’ (Foto: ist)

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengeluarkan pernyataan keras terhadap negara-negara anggota kelompok ekonomi BRICS. Dalam pidato pada Jumat (18/7/2025) waktu setempat, Trump menegaskan ancamannya untuk mengenakan tambahan tarif impor sebesar 10 persen terhadap negara-negara yang tergabung dalam BRICS, jika mereka mendukung kebijakan yang dianggap “anti-Amerika”.

“Ketika saya mendengar tentang kelompok BRICS ini, yang terdiri dari enam negara, saya menyerang mereka dengan sangat, sangat keras. Dan jika mereka benar-benar terbentuk, itu akan segera berakhir,” ujar Trump seperti dikutip Reuters, Minggu (20/7/2025).

BACA JUGA: DPRD Sulsel Desak Percepatan Perbaikan Jalan Hertasning

Meski tidak menyebut secara eksplisit enam negara yang dimaksud, Trump menyampaikan bahwa tidak ada pihak yang boleh mempermainkan Amerika Serikat.

Ancaman tarif ini bukanlah yang pertama. Pada 6 Juli 2025, Trump telah mengumumkan rencana pengenaan tarif tambahan sebesar 10 persen bagi negara-negara yang menurutnya bersekutu dengan kebijakan “anti-Amerika” dari BRICS.

Trump juga menegaskan komitmennya untuk mempertahankan dominasi global dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia. Ia bahkan bersumpah tidak akan mengizinkan penciptaan mata uang digital bank sentral (CBDC) di Amerika Serikat.

Kelompok BRICS, yang kini berkembang menjadi enam anggota inti, secara konsisten membantah tudingan anti-Amerika. Salah satu anggotanya, Brasil, bahkan telah membatalkan rencana untuk mendorong penciptaan mata uang bersama selama masa keketuaannya pada 2025.

Namun demikian, BRICS saat ini sedang mengembangkan sistem pembayaran lintas batas bernama BRICS Pay, yang bertujuan untuk memfasilitasi perdagangan antaranggota dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing. Inisiatif ini dianggap sebagai upaya konkret untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi internasional.

Meningkatnya tensi antara Amerika Serikat dan BRICS mencerminkan ketegangan geopolitik dan perebutan pengaruh ekonomi global yang terus berkembang. Ancaman tarif dan retorika keras dari Trump diperkirakan akan menjadi isu utama dalam kampanye pemilu AS, sekaligus memicu respons dari negara-negara mitra dagang utama. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *