Ikolom.news, Makassar- Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah digunakan pemerintah Indonesia di berbagai bidang dan terus dikembangkan untuk memberikan layanan yang lebih baik.
Berdasarkan strategi nasional dan berbagai inisiatif eksisting beberapa sektor yang menjadi prioritas pengembangan AI diantaranya sektor kesehatan, pendidikan, pertanian dan ketahanan pangan serta layanan publik.
Hal ini ditunjukan dengan program talenta dan pendidikan AI. Melalui Digital Talent Scholarship (DTS), Kementerian Kominfo menyediakan pelatihan AI seperti “AI for Developers” dan “AI for Data Scientist” untuk pegawai negeri, sektor swasta, siswa, serta kelompok disabilitas. Lebih dari satu juta orang telah dilatih hingga 2024, dengan target mencapai jutaan peserta hingga 2030.
Berbagai kerja sama dengan industri global juga telah dilakukan diantaranya, kerja sama dengan Microsoft yang akan menginvestasikan sekitar USD 1,7 miliar untuk memperluas infrastruktur cloud dan AI di Indonesia.
Nvidia, juga berencana membuka sekolah AI di Jawa tengah. Hal ini akan mendorong distribusi pembelajaran AI ke kota-kota di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Meutya Hafid juga menyerukan agar perguruan tinggi menjadi pionir dalam mencetak generasi digital yang tangguh dan etis dalam menghadapi era AI.
Sebelumnya, dalam siaran pers Komdigi pada (15/7/25) Meutya Hafid juga menegaskan dua fondasi utama dalam membangun kedaulatan AI Indonesia adalah infrastruktur digital (terutama pusat data) dan pengembangan talenta digital unggul.
Dalam konteks Indonesia, kedaulatan AI bukan berarti menciptakan teknologi AI sepenuhnya dari nol seperti Amerika Serikat atau Tiongkok. Menurut Meutya, kedaulatan AI berarti kemampuan bangsa untuk memilih dan memanfaatkan teknologi AI secara independen, tanpa tekanan dari kekuatan global tertentu.
Lanjutnya, Ini mencakup kebebasan menentukan platform, menjaga keamanan data, serta memastikan inklusivitas dan etika dalam penggunaannya.