Headlines

Massa Aksi Kembali Bakar Gedung DPRD Sulsel

Ikolom.Makassar – Gelombang massa aksi di Makassar belum mereda. Setelah pembakaran Gedung DPRD Kota Makassar pada Jumat malam (29/8/2025), kini giliran Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Selatan di Jalan Urip Sumoharjo yang dilalap si jago merah.

Api mulai melahap bagian depan gedung sekitar pukul 00.31 Wita, Sabtu dini hari (30/8). Kobaran api cepat merambat ke atap hingga menjalar ke sisi bangunan lain. Dari kejauhan, kobaran api tampak jelas membakar simbol pemerintahan daerah tersebut.

Puluhan warga berkerumunan yang berada di depan gedung DPRD Provinsi dan sekitar flyover, tampak hanya bisa menyaksikan tanpa daya. Sementara armada pemadam kebakaran belum kunjung tiba di lokasi.

Pantaun ikolom.news, Situasi semakin mencekam ketika kobaran api terlihat merembet ke gedung Pengadilan Tinggi Sulsel yang berdampingan dengan kantor DPRD provinsi.

Belum ada laporan resmi terkait korban jiwa maupun luka-luka akibat peristiwa tersebut. Api yang berkobar sudah melalap bagian depan dan atap gedung.

Selang beberapa jam sebelumnya Gedung DPRD Makassar turut dilalap api saat rapat paripurna tengah berlangsung. Sejumlah kendaraan yang terparkir di halaman juga ikut hangus terbakar dalam kejadian itu.

Dua insiden beruntun ini menandai eskalasi amarah massa yang kian tak terkendali di Makassar. Pembakaran yang terjadi dalam waktu berdekatan ini menjadi sorotan publik dan menandai eskalasi ketegangan di ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Serangan terhadap simbol pemerintahan dan lembaga legislatif memperlihatkan bahwa kemarahan massa telah memasuki fase kritis.

Rangkaian insiden tersebut tidak hanya sekadar aksi demonstrasi, pembakaran gedung DPRD kota dan provinsi mencerminkan krisis legitimasi serius terhadap institusi politik. Kepercayaan warga terhadap wakil rakyat nyaris runtuh, digantikan oleh luapan kemarahan kolektif.

Jika eskalasi ini tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin kerusuhan merembet ke fasilitas publik lain. Pemerintah pusat dan aparat keamanan dituntut untuk segera merespons, agar Makassar tidak terjebak dalam spiral kekerasan yang lebih dalam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *