Ikolom.Jakarta – Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat, 29 Agustus 2025. Sentimen internal maupun eksternal disebut menjadi pemicu utama pelemahan rupiah.
Mengutip liputan6.com, (30/8/2025), Pada penutupan akhir pekan, rupiah merosot 147 poin ke level Rp16.499 per dolar AS, setelah sebelumnya sempat melemah 160 poin dari posisi Rp16.352 per dolar AS.
Kurs Rupiah di Perbankan, Sabtu 30 Agustus 2025
BCA:
Beli Rp16.400 per USD
Jual Rp16.500 per USD
BRI:
Beli Rp16.378 per USD
Jual Rp16.579 per USD
BNI:
Beli: 16.462 per USD
Jual: 16.477 per USD
Prospek Pekan Depan: Berpeluang Melemah Lagi
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan rupiah masih berpotensi melemah pada Senin, 1 September 2025.
“Rupiah cenderung fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran Rp16.490–Rp16.520,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Menurut Ibrahim, tekanan terhadap rupiah datang dari eskalasi ketegangan sosial-politik di dalam negeri. Aksi demonstrasi sejak 28 Agustus 2025 yang menelan korban jiwa disebut memperburuk kepercayaan pasar.
“Situasi semakin panas setelah muncul isu tunjangan perumahan bagi DPR yang memicu reaksi publik. Ditambah kabar adanya korban jiwa pada aksi demo, membuat kondisi semakin tereskalasi,” jelasnya.
Sentimen Eksternal: Ekonomi AS Menguat, The Fed Hadapi Tekanan Politik
Dari eksternal, data ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan di atas ekspektasi. PDB kuartal II 2025 tercatat tumbuh 3,3% secara tahunan, lebih tinggi dari proyeksi 3,1% dan realisasi sebelumnya 3,0%.
Selain itu, klaim pengangguran awal turun menjadi 229.000, lebih baik dari perkiraan 230.000. Data ini menegaskan ketahanan pasar tenaga kerja AS.
Namun, tensi politik di AS meningkat setelah Gubernur The Fed Lisa Cook menggugat Presiden Donald Trump terkait upaya pemecatan atas dugaan penipuan hipotek. Langkah ini memicu perdebatan soal independensi bank sentral.
Di sisi lain, Gubernur The Fed Christopher Waller mendukung rencana penurunan suku bunga pada September 2025, dengan peluang pemangkasan lanjutan dalam tiga hingga enam bulan mendatang untuk melindungi pasar tenaga kerja.
Geopolitik Global: Ukraina, Rusia, hingga India
Dinamika geopolitik juga menambah ketidakpastian pasar. Upaya perdamaian Ukraina–Rusia kembali meredup meski Trump mendesak perundingan langsung antara Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Vladimir Putin.
Sementara itu, Rusia melancarkan serangan baru ke Kyiv yang merusak fasilitas Uni Eropa dan British Council.
Di sisi lain, Amerika Serikat resmi memberlakukan tambahan tarif 25% untuk impor dari India mulai 27 Agustus 2025, sehingga total bea masuk menjadi 50%. Kebijakan ini disebut sebagai upaya menekan hubungan dagang India–Rusia di tengah konflik Ukraina.