Ikolom.News – China dan Hong Kong menghadapi terjangan Topan Ragasa dengan peringatan dan langkah-langkah pencegahan.
Beberapa daerah di Provinsi Guangdong, China selatan, kegiatan belajar mengajar di sekolah, produksi, transportasi umum, dan bisnis ditangguhkan, sebagaimana dilansir Xinhua.
Menurut kantor pusat pengendalian banjir, kekeringan, dan topan di Kota Zhanjiang, sekolah-sekolah menangguhkan kegiatan belajar mengajar pada Selasa (23/9/2025) sekitar pukul 15.00 waktu setempat sebagai langkah pencegahan. Seperti yang dilansir dari laman berita kompas.com
Mulai Rabu (24/9/2025), pukul 15.00, kegiatan kerja, produksi, transportasi umum, dan bisnis di seluruh Zhanjiang juga akan ditangguhkan.
Dalam menghadapi topan tersebut, departemen yang menangani air, listrik, gas, komunikasi, perawatan medis, dan tanggap darurat akan tetap beroperasi.
Di samping itu, otoritas setempat mengimbau agar semua kegiatan lainnya yang dapat menimbulkan risiko keselamatan atau membahayakan personel ditangguhkan akibat topan tersebut.
Topan Ragasa, topan ke-18 tahun ini, memasuki Laut China Selatan pada Senin (22/9/2025) malam dan berada sekitar 170 kilometer di sebelah tenggara Kota Yangjiang pada Rabu pukul 10.00 waktu setempat.
Topan itu diperkirakan bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan 20 km per jam dan mendarat pada Rabu malam di sepanjang wilayah pesisir antara Yangjiang dan Zhanjiang.
Pusat Meteorologi Nasional China pada Rabu mempertahankan peringatan oranye, peringatan tertinggi kedua dalam sistem peringatan cuaca empat tingkat berkode warna di China.
Topan tersebut diperkirakan akan disertai hujan lebat dan angin kencang.
Sementara itu, Observatorium Hong Kong mengeluarkan sinyal badai No. 10, yang merupakan level peringatan tertinggi, pada Rabu pukul 02.40 waktu setempat saat topan dahsyat Ragasa melintasi daerah tersebut.
Ini merupakan kali kedua peringatan cuaca tertinggi tersebut diaktifkan tahun ini setelah Topan Wipha menerjang pada 10 Juli lalu.
Hong Kong belum pernah mengaktifkan sinyal No. 10 lebih dari sekali dalam satu tahun sejak 1964.
Topan Ragasa menghantam Hong Kong dengan hujan deras dan angin kencang berkecepatan 118 kilometer per jam atau lebih.
Di tengah amukan Topan Ragasa, pemerintah Daerah Administratif Khusus Hong Kong telah menerima 169 laporan pohon tumbang dan satu laporan tanah longsor hingga Rabu pukul 08.00 waktu setempat.
Sejumlah rumah sakit umum menerima 19 pasien yang terluka akibat topan.
Hingga pukul 08.00 waktu setempat, 49 tempat penampungan darurat yang didirikan di seluruh Hong Kong menampung 747 orang.
Observatorium Hong Kong mengatakan bahwa Topan Ragasa muncul 130 km di selatan barat daya Hong Kong pada Rabu pukul 09.00.
Topan tersebut diperkirakan akan terus bergerak ke arah barat dengan kecepatan 22 kilometer per jam menuju Provinsi Guangdong, China.
Topan Ragasa menegaskan kembali kerentanan kawasan pesisir China Selatan dan Hong Kong terhadap bencana alam tropis.
Langkah cepat pemerintah setempat seperti penangguhan sekolah, transportasi, dan aktivitas bisnis menunjukkan kesiapsiagaan tinggi dalam mengurangi risiko korban jiwa.
Dampak sosial terlihat dari ratusan warga Hong Kong yang mengungsi ke tempat penampungan, serta laporan korban luka akibat pohon tumbang dan tanah longsor.
Dari sisi ekonomi, gangguan pada produksi, transportasi, dan bisnis berpotensi menimbulkan kerugian signifikan, terutama di pusat perdagangan internasional seperti Hong Kong dan Provinsi Guangdong.
Peristiwa ini juga menggarisbawahi pentingnya sistem peringatan dini dan koordinasi antarinstansi, karena topan besar seperti Ragasa tidak hanya menguji infrastruktur fisik, tetapi juga daya tanggap pemerintah dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana.