IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kebijakan baru terkait tarif bea masuk bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia, pada Rabu (2/4/2025) lalu. Kebijakan ini akan mulai berlaku efektif pada 9 April 2025.
BACA JUGA:
Andi Sudirman Sulaiman Sambut Hangat Kunjungan Menteri Pertahanan di Sulsel
Kebijakan baru ini langsung memberikan dampak signifikan terhadap pasar saham, khususnya di sektor teknologi. Salah satu perusahaan yang terdampak cukup besar adalah Apple.
Berdasarkan data Companiesmarketcap.com, harga saham Apple mengalami penurunan drastis sekitar 9 persen pada penutupan pasar Kamis (3/4/2025) waktu AS, turun menjadi 203 dolar AS (sekitar Rp 3,4 juta) per lembar dari harga sebelumnya 223 dolar AS (sekitar Rp 3,7 juta) per lembar. Penurunan ini menjadi yang terbesar bagi Apple dalam lima tahun terakhir.
Seiring dengan anjloknya harga saham, valuasi pasar Apple juga ikut merosot ke angka 3 triliun dolar AS (sekitar Rp 49.680 triliun), dibandingkan dengan akhir Maret lalu yang masih bertengger di angka 3,3 triliun dolar AS (sekitar Rp 54.648 triliun).
Meskipun tarif impor baru akan berlaku mulai 9 April 2025, sentimen pasar terhadap Apple sudah mengalami penurunan signifikan. Pasalnya, Apple sangat bergantung pada impor komponen dari berbagai negara seperti China dan Vietnam. Dengan kenaikan tarif bea masuk, diperkirakan harga produk Apple, termasuk iPhone, iPad, iMac, dan MacBook, akan mengalami peningkatan, terutama di pasar AS.
Dampak dari kebijakan ini juga berpotensi menekan permintaan pasar terhadap produk Apple, yang pada akhirnya bisa berimbas pada lesunya penjualan perusahaan. Selain Apple, beberapa perusahaan teknologi besar lainnya juga mengalami penurunan harga saham akibat pengumuman tarif impor Trump. Menurut laporan KompasTekno yang merangkum informasi dari The Verge pada Jumat (4/4/2025), saham Amazon, Tesla, Nvidia, dan Meta ikut terkoreksi dengan kisaran penurunan antara 4 hingga 7 persen.
Para pelaku pasar kini menunggu respons lebih lanjut dari perusahaan-perusahaan yang terdampak serta bagaimana kebijakan ini akan mempengaruhi perekonomian global dalam beberapa bulan mendatang.