IKOLOM.NEWS, NASIONAL – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan lampu hijau bagi ekspor beras ke sejumlah negara menyusul lonjakan produksi beras nasional yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (23/4/2025), Prabowo mengungkapkan bahwa permintaan impor beras dari negara lain mulai berdatangan. Informasi ini diterimanya dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menko Pangan.
“Dengan perhitungan bahwa kita sudah sangat-sangat cukup produksi kita. Beberapa negara sudah mendekati kita. Saya dapat laporan, mereka minta agar kita kirim beras ke mereka,” ujar Prabowo, mengutip Fortune.
BACA JUGA:
Israel Kembali Gempur Gaza, 500.000 Warga Palestina Terpaksa Mengungsi
Ia menekankan bahwa ekspor beras dilakukan bukan semata-mata demi keuntungan ekonomi, melainkan didasarkan pada alasan kemanusiaan.
“Saya izinkan dan saya perintahkan kirim beras ke mereka. Jangan terlalu cari untung besar, yang penting menutup ongkos produksi, angkutan, dan administrasi,” ujarnya.
Presiden juga menyampaikan kebanggaannya atas posisi Indonesia yang kini dapat membantu negara lain.
“Kita buktikan bahwa bangsa Indonesia bukan lagi bangsa yang minta-minta, tetapi bangsa yang bisa membantu dan memberi kepada bangsa lain,” katanya.
Stok Nasional Kuat hingga 2026
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia tidak akan membutuhkan impor beras hingga 2026. Hal ini didasarkan pada stok nasional yang saat ini berada di atas 3 juta ton serta keberhasilan program penanaman beras nasional.
“Artinya, kalau situasi berjalan normal, sampai 2026 kita tidak perlu impor lagi,” ujar Zulkifli.
Target Produksi Tinggi
Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga menargetkan luas tanam padi pada April ini mencapai 1,3 juta hektare, dengan proyeksi hasil 7,5 juta ton gabah—setara 3,5 hingga 4 juta ton beras.
Ia juga menyebutkan bahwa tingkat penyerapan beras oleh negara saat ini merupakan yang tertinggi dalam dua dekade terakhir.
“Khusus Sumatera Selatan saja, tahun lalu produksinya 2,9 juta ton. Tahun ini kita targetkan bisa capai 3,7 juta ton,” ujar Amran.
Langkah ekspor beras ini diyakini menjadi langkah strategis sekaligus simbol kemandirian pangan Indonesia di mata dunia.