IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL — Amerika Serikat dan China akhirnya mencapai kesepakatan untuk menunda pengenaan tarif resiprokal selama 90 hari.
Melangsir CNBC Indonesia, keputusan ini diambil sebagai langkah meredakan ketegangan dalam perang dagang yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA:
Iran Mendadak Peringatkan Eropa soal Nuklir
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam konferensi pers pada Senin (12/5), mengonfirmasi bahwa kedua negara sepakat tidak hanya menunda tarif, tetapi juga menurunkan besaran tarif secara signifikan.
“Kami telah mencapai kesepakatan untuk melakukan jeda selama 90 hari dan secara signifikan menurunkan tingkat tarif. Kedua pihak dalam tarif timbal balik akan menurunkan tarif mereka sebesar 115%,” ujar Bessent.
Sebelumnya, Amerika Serikat telah mengenakan tarif hingga 145% terhadap barang-barang impor dari China. Sebagai balasan, Beijing menerapkan tarif hingga 125% terhadap produk asal AS.
Penurunan sebesar 115% ini diharapkan dapat membuka ruang dialog lebih lanjut dalam suasana yang lebih kondusif.
Kesepakatan ini menyusul pertemuan antara pejabat tinggi kedua negara di Swiss pada Sabtu (10/5), yang turut disorot oleh Presiden AS Donald Trump.
Melalui platform media sosial Truth Social, Trump menyebut pertemuan itu sebagai “sangat baik” dan mencatat bahwa banyak hal penting telah disepakati dalam suasana yang bersahabat namun konstruktif.
“Pertemuan yang sangat baik hari ini dengan China di Swiss. Banyak hal yang dibahas, banyak yang disepakati,” tulis Trump pada Minggu (11/5/2025).
Langkah ini menandai titik balik dalam hubungan dagang AS-China yang sempat memanas dan mengganggu stabilitas ekonomi global.
Dengan adanya jeda ini, kedua negara diharapkan dapat menyusun kerangka baru untuk hubungan perdagangan yang lebih adil dan berkelanjutan.