IKOLOM.NEWS, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto, merayakan ulang tahunnya yang ke-61 pada Kamis (30/1/2025).
Asri Tadda, juru bicara Danny sebagai calon gubernur Sulsel, menyampaikan refleksi khusus terkait momen tersebut.
Namun, berbeda dari perayaan sebelumnya, ulang tahun kali ini berlangsung di tengah dinamika politik yang penuh ketegangan. Danny Pomanto saat ini tengah berjuang di Mahkamah Konstitusi (MK) untuk menggugat hasil Pilgub Sulsel yang diduga sarat dengan kecurangan.
Bagi Danny, usia 61 bukan hanya sekadar angka, tetapi kesempatan untuk merenungkan perjalanan panjangnya di dunia politik dan pemerintahan. Selama dua periode memimpin Makassar, ia telah menjadi sosok berpengaruh di Sulawesi Selatan. Kini, gugatan di MK menjadi salah satu tantangan terbesar dalam karier politiknya.
Perjuangan Hukum sebagai Kado Ulang Tahun
Asri Tadda menilai peringatan ulang tahun kali ini berbeda dari sebelumnya yang biasa diisi dengan kebersamaan bersama masyarakat dan relawan. Tahun ini justru menjadi momen perjuangan hukum dan demokrasi.
“Di usia 61 tahun ini, Pak Danny menghadapi tantangan besar, bukan hanya sebagai individu, tetapi sebagai simbol perjuangan demokrasi di Sulawesi Selatan. Ulang tahun ini bukan sekadar perayaan, tetapi refleksi tentang integritas, keberanian dan keteguhan dalam menghadapi dinamika politik yang begitu kompleks,” ujar Asri dalam keterangan tertulis, Kamis (30/1/2025).
Gugatan yang diajukan ke MK, menurut Asri, bukan sekadar upaya hukum, tetapi wujud komitmen untuk menjaga demokrasi dan memastikan suara rakyat dihormati.
“Perjuangan ini bukan hanya untuk pak DP [Danny Pomanto] dan Bang Azhar, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Sulsel yang menginginkan proses demokrasi yang jujur dan adil. Tidak boleh ada ruang bagi kecurangan dalam pesta demokrasi, karena ini menyangkut masa depan daerah kita,” tegasnya.
Makna Usia 61 Tahun
Dalam politik, usia 61 sering dianggap sebagai fase matang dalam kepemimpinan, dengan pengalaman yang mendalam terkait pemerintahan, strategi politik, serta pemahaman masyarakat.
Bagi Danny Pomanto, usia ini bukan hanya tentang pencapaian, tetapi juga perencanaan langkah ke depan. Dengan rekam jejak yang kuat di Makassar serta dukungan luas dari berbagai pihak, banyak yang meyakini Danny masih memiliki potensi besar untuk berkontribusi di tingkat provinsi maupun nasional.
“Di usia ini, Pak DP telah membuktikan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal jabatan, tetapi tentang keberanian mengambil sikap.
Dukungan Masyarakat dan Harapan
Sejak gugatan diajukan, dukungan terhadap Danny dan Azhar Arsyad terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Relawan, simpatisan, serta kelompok masyarakat lainnya tetap solid mengawal proses hukum di MK.
“Pak DP tidak hanya merayakan pertambahan usia, tetapi juga menegaskan bahwa perjuangan ini belum selesai. Kami percaya dengan proses hukum di MK dan berharap keadilan dapat ditegakkan. Ini bukan hanya tentang siapa yang menang atau kalah, tetapi tentang bagaimana demokrasi harus dijaga,” pungkas Asri.
Kini, perhatian publik tertuju pada proses di Mahkamah Konstitusi. Akankah gugatan ini menjadi momen perubahan politik di Sulawesi Selatan? Yang jelas, di usia 61 tahun, Danny Pomanto menunjukkan bahwa perjuangan untuk keadilan tidak mengenal batas usia.