IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL — Pemerintah China menyatakan tengah mengevaluasi kemungkinan untuk memulai kembali perundingan dagang dengan Amerika Serikat (AS), menyusul memanasnya tensi akibat perang tarif yang terus berlanjut antara kedua negara.
Mengutip laporan CNBC International, China menegaskan keinginannya agar AS terlebih dahulu mencabut seluruh tarif sepihak yang telah diberlakukan. Beijing memperingatkan bahwa kegagalan Washington dalam menunjukkan itikad baik akan memperburuk krisis kepercayaan yang telah terbentuk.
“Jika AS ingin berbicara, ia harus menunjukkan ketulusannya dan bersiap untuk memperbaiki praktiknya yang salah serta membatalkan tarif sepihak,” tegas pernyataan resmi dari pemerintah China.
BACA JUGA:
LPDP UNY 11.0 Gelar Research Collaboration Bertema Sinergi Menulis
Presiden AS Donald Trump tahun ini memberlakukan tarif impor sebesar 145% terhadap produk-produk asal China.
Sebagai balasan, Beijing memberlakukan tarif sebesar 125% pada barang-barang dari AS. Meski demikian, kedua pihak telah memberikan beberapa pengecualian untuk produk-produk vital guna menekan dampak ekonomi yang lebih luas.
Pasar merespons pernyataan China dengan positif. Nilai tukar yuan di pasar luar negeri menguat 0,14% menjadi 7,2665 per dolar AS. Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 1,2% saat pembukaan, meskipun pasar domestik China tutup karena hari libur.
Pernyataan dari Beijing muncul di tengah ketidakpastian soal jalannya komunikasi antara kedua negara. Pemerintahan Trump dan otoritas China saling melempar sinyal yang saling bertentangan terkait kesiapan untuk berunding. Kedua belah pihak tampak enggan menjadi yang pertama terlihat mundur dari sikap keras mereka.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dalam wawancara dengan Fox News menyebut bahwa China telah menyatakan keinginan untuk bertemu dan berdialog. Ia pun mengindikasikan bahwa pembicaraan mungkin akan segera terlaksana.
Meski demikian, sejumlah analis mengimbau agar publik tidak terlalu cepat menaruh harapan. Tianchen Xu, ekonom senior dari Economist Intelligence Unit, mengatakan bahwa ajakan berunding dari China belum tentu menandakan perubahan arah yang substansial.
“Kita perlu mencermati pertukaran kata-kata ini dengan skeptis,” ujarnya. Ia memperkirakan keterlibatan pada level teknis mungkin telah atau akan segera dimulai, yang berpotensi menurunkan tarif ke level yang kurang merusak dalam beberapa kuartal mendatang.