IKOLOM.NEWS, NASIONAL — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor Indonesia pada April 2025 mencapai US$20,59 miliar, atau mengalami kenaikan 21,84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa kenaikan ini terutama didorong oleh impor nonmigas, yang naik signifikan.
BACA JUGA:
Negara-negara Arab Murka ke Israel
“Peningkatan nilai impor secara tahunan didorong oleh impor nonmigas dengan andil sebesar 24,59%,” kata Pudji dalam konferensi pers, Senin (2/6/2025).
BACA JUGA:
Gaji ke-13 ASN Cair Juni Ini, Pemerintah Gelontorkan Rp49,3 Triliun dan Tambahan Stimulus Sosial-Ekonomi
Impor Nonmigas Melonjak, Migas Turun
Secara rinci, impor nonmigas tercatat sebesar US$18,07 miliar, naik 29,86% (yoy), sementara impor migas justru menurun 15,57% (yoy) menjadi US$2,52 miliar.
Pudji menambahkan bahwa peningkatan terjadi di seluruh kelompok barang berdasarkan jenis penggunaannya.
Impor Barang Konsumsi dan Bahan Baku Naik
Barang konsumsi mengalami kenaikan 18,46% (yoy).
Bahan baku dan penolong, yang menyumbang 72,73% dari total impor April 2025, naik 18,93%, dengan andil 14,10% terhadap kenaikan impor keseluruhan.
Kenaikan ini menunjukkan kebutuhan industri domestik terhadap bahan baku masih tinggi, meskipun tekanan global dan fluktuasi harga komoditas terus menjadi tantangan.
Dampak ke Neraca Perdagangan
Sebelumnya, BPS juga melaporkan bahwa kenaikan impor turut menyusutkan surplus neraca dagang Indonesia pada April 2025 menjadi hanya sekitar US$150 juta, menyempit dibandingkan bulan sebelumnya.
Dengan tren impor yang meningkat terutama dari sektor nonmigas, pemerintah diharapkan dapat terus mengendalikan defisit neraca berjalan sambil menjaga pasokan bahan baku industri nasional tetap stabil.