Ikolom.Jakarta – Ketua PSSI, Erick Thohir, menyerahkan nasibnya kepada FIFA setelah ditunjuk sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI. Kini, ia memegang dua jabatan yang saling berkaitan.
Kekhawatiran publik muncul terkait potensi konflik kepentingan. Hal ini karena PSSI berada di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dan keduanya kini dipimpin oleh orang yang sama.
Mengacu pada Statuta FIFA 2024, pasal 15 tentang Anggaran Dasar Asosiasi Anggota, huruf i menyinggung soal konflik kepentingan. Dikutip dari Bola.com (17/9/2025)
“Menghindari konflik kepentingan dalam pengambilan keputusan,” tulis Statuta FIFA.
Statuta FIFA Tidak Melarang, tapi Menekankan Independensi
Statuta FIFA tidak mengatur secara spesifik apakah seorang ketua federasi sepak bola boleh merangkap jabatan. Dalam konteks Erick Thohir, rangkap jabatan terjadi sebagai Ketua PSSI dan Menpora.
Meski demikian, FIFA menekankan bahwa federasi sepak bola harus independen serta bebas dari campur tangan pihak ketiga, terutama politik, sebagaimana tercantum dalam pasal 14, 15, dan 19 Statuta FIFA.
Menunggu Keputusan FIFA
Erick Thohir sebelumnya menanggapi wacana mundur dari Ketua PSSI setelah posisinya di kabinet bergeser dari Menteri BUMN RI menjadi Menpora.
“Nanti kan ada prosesnya di FIFA. Sebagai badan olahraga tertinggi di dunia nanti, FIFA yang akan menentukan,” ujar Erick Thohir.
“FIFA yang atur nanti semuanya. FIFA, saya tidak tahu, nanti FIFA bersurat. Semua aturan dari FIFA,” jelas mantan bos Inter Milan tersebut.
Kasus Zainudin Amali Sebagai Preseden
Situasi serupa pernah terjadi pada 2023 dengan Zainudin Amali, Wakil Ketua PSSI periode 2023–2027. Saat itu, Amali masih menjabat Menpora sejak 2019 ketika ia mencalonkan diri dalam bursa Ketua, Wakil Ketua, dan Exco PSSI.
Ia terpilih sebagai Wakil Ketua PSSI bersama Ratu Tisha Destria. Namun setelah itu, Amali memilih mundur dari jabatan Menpora, yang kemudian digantikan oleh Dito Ariotedjo.