Headlines

Dolar AS Stagnan di Tengah Inflasi Melemah dan Ketegangan Perdagangan Global

Ikolom.News – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) tercatat nyaris tidak berubah pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB).

Kondisi ini terjadi setelah data inflasi terbaru menunjukkan bahwa kenaikan harga konsumen di AS pada September lebih rendah dari perkiraan, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan langkah pemangkasan suku bunga pada pekan depan.

Dilansir dari Xinhua, Sabtu (25/10/2025), indeks dolar AS yang membandingkan greenback terhadap enam mata uang utama dunia, hanya naik tipis 0,02 persen menjadi 98,953.

Pada penutupan perdagangan di New York, euro menguat menjadi USD 1,1626 dari USD 1,1618 sebelumnya.

Sebaliknya, poundsterling Inggris melemah ke USD 1,3304 dari USD 1,3323.

Dolar AS juga menguat terhadap yen Jepang menjadi 152,87 yen dari 152,53 yen pada sesi sebelumnya, serta terhadap franc Swiss menjadi 0,7957 dari 0,7952.

Nilai dolar AS juga naik terhadap dolar Kanada ke 1,4001 dan terhadap kronor Swedia ke 9,3948.

Smentara itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) AS tercatat meningkat 0,3 persen (bulan ke bulan) dan 3,0 persen (tahun ke tahun) pada September 2025. Dilansir dari laman berita pintasan.co

Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi para ekonom, yakni 0,4 persen (mtm) dan 3,1 persen (yoy).

Laporan ini sempat tertunda akibat penutupan sebagian aktivitas pemerintah federal.

Selain itu, pergerakan dolar AS turut dipengaruhi oleh kekhawatiran terkait memanasnya kembali isu perang dagang.

Presiden AS Donald Trump sempat menyatakan bahwa seluruh pembicaraan perdagangan dengan Kanada dihentikan setelah muncul iklan dari provinsi Ontario yang menampilkan potongan video mantan Presiden Ronald Reagan yang menyinggung soal tarif.

Di sisi lain, wacana pertemuan antara Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Korea Selatan turut menumbuhkan harapan baru akan tercapainya kesepakatan dagang antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut.

Pergerakan dolar AS yang cenderung stagnan mencerminkan sikap hati-hati pelaku pasar menjelang keputusan The Fed. Data inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi memperkuat peluang pemangkasan suku bunga, namun ketidakpastian global—terutama risiko perang dagang—membuat investor tetap bersikap defensif.

Ketegangan diplomatik antara AS, Kanada, dan Tiongkok menciptakan volatilitas tersendiri pada mata uang utama.

Selain itu, penundaan rilis data inflasi akibat government shutdown turut memengaruhi dinamika pasar karena pelaku pasar kekurangan panduan makroekonomi selama beberapa waktu.

Dengan kemungkinan pertemuan Trump–Xi, pasar masih menunggu sinyal yang lebih kuat apakah hubungan dagang kedua negara dapat mencair, yang pada gilirannya akan sangat memengaruhi arah pergerakan dolar AS dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *