Headlines

Harga Minyak Terus Merosot Jelang Pertemuan OPEC+

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL  – Harga minyak dunia kembali tertekan menjelang pertemuan penting negara-negara produsen minyak OPEC+ yang akan digelar akhir pekan ini. Kekhawatiran pasar terhadap potensi kenaikan produksi membuat harga minyak mentah terus melemah sejak awal April 2025.

Melangsir CNBC Indonesia, pada perdagangan Jumat (2/5/2025), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) anjlok 1,60% ke level US$58,29 per barel. Sementara itu, minyak mentah Brent juga melemah 1,35% ke posisi US$61,29 per barel. Ini menjadi level terendah dalam empat tahun terakhir.

BACA JUGA:


UNICEF Peringatkan Ribuan Anak Gaza Terancam Kelaparan Akut di Tengah Blokade Israel


Investor bersikap waspada menjelang pertemuan delapan negara anggota OPEC+ yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (3/5/2025). Dua sumber Reuters menyebutkan bahwa dalam pertemuan tersebut, negara-negara OPEC+ akan mempertimbangkan dua opsi: mempercepat kenaikan produksi untuk bulan Juni atau tetap pada rencana peningkatan yang lebih kecil seperti semula.

Pertemuan ini awalnya dijadwalkan pada Senin namun dimajukan tanpa penjelasan resmi. Langkah tersebut memunculkan spekulasi bahwa keputusan penting tengah dipertimbangkan oleh kelompok produsen minyak tersebut.

Pada bulan lalu, Arab Saudi mendorong peningkatan produksi yang lebih besar dari delapan anggota OPEC+ untuk Mei, yang turut menekan harga minyak di bawah US$60 per barel.

Kini, kelompok itu diperkirakan akan menaikkan produksi hingga 411.000 barel per hari, atau tiga kali lipat dari tingkat yang disepakati pada Desember lalu.

Riyadh dilaporkan kecewa terhadap Kazakhstan dan Irak yang terus memproduksi minyak di atas kuota yang telah disepakati. Situasi ini memperumit dinamika internal OPEC+ menjelang keputusan penting akhir bulan ini.

Sumber Reuters juga mengungkapkan bahwa Arab Saudi telah memberi sinyal kepada sekutunya bahwa mereka siap hidup dengan harga minyak yang lebih rendah untuk waktu yang lebih lama.

OPEC+, yang terdiri dari negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya seperti Rusia, saat ini tengah memangkas produksi lebih dari 5 juta barel per hari. Kelompok ini berencana menggelar pertemuan menteri penuh pada 28 Mei mendatang.

“Situasi pasar masih belum pasti. Kami menilai ada alasan untuk tidak menaikkan produksi lebih jauh pada bulan depan dan lebih baik mengikuti jadwal pengurangan bertahap seperti yang disepakati pada Desember,” ujar Helima Croft dari RBC Capital Markets.

Namun, ia juga menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan OPEC+ akan kembali mengubah rencana produksinya.

Jika OPEC+ benar-benar menaikkan produksi, harga minyak mentah dunia – baik WTI maupun Brent – diperkirakan masih akan bergerak di kisaran US$50 hingga US$60 per barel dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *