IKOLOM.NEWS, NASIONAL – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kejatuhan drastis hingga sempat disuspend pada Selasa pekan ini. Kejadian ini menjadi perhatian publik, terutama karena terjadi di saat bursa regional lainnya bergerak di zona hijau.
Co-Founder Saratoga Investama, Sandiaga Uno, menilai bahwa anjloknya IHSG disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian arah kebijakan di Indonesia.
BACA JUGA: Pemkot Makassar dan BPJS Ketenagakerjaan Teken MoU untuk Perlindungan Tenaga Kerja
Awalnya, investor berharap adanya kesinambungan program dari pemerintahan Presiden Joko Widodo ke Presiden terpilih Prabowo Subianto. Namun, sejumlah perubahan yang terjadi tidak dikomunikasikan dengan baik oleh pemerintah kepada pasar.
“Jadi kemarin itu lebih diakibatkan ketidakpercayaan pasar yang sebetulnya tidak ditopang oleh fundamental. Ketidakpercayaan itu timbul karena pasar meyakini akan keberlanjutan kebijakan dari era Pak Jokowi ke Pak Prabowo. Ada beberapa perubahan kebijakan yang baik, tapi sayangnya tidak dikomunikasikan dengan jelas kepada pasar,” ujar Sandiaga dalam sebuah acara di VOFFICE Event Space Centennial Tower, Jakarta Selatan, Kamis (20/3/2025) mengutip detikFinance.
Selain masalah komunikasi kebijakan, investor juga menyoroti kondisi fiskal Indonesia, termasuk merosotnya pendapatan pajak. Meski demikian, Sandiaga optimistis bahwa secara fundamental, ekonomi Indonesia tetap kuat.
IHSG Diprediksi Bergejolak, Investor Diminta Tetap Waspada
Sandiaga memperkirakan bahwa IHSG akan kembali menguat dalam beberapa hari ke depan, tetapi tetap bergejolak sepanjang tahun. Ia menyarankan para investor untuk tetap berinvestasi dengan strategi jangka panjang.
“Jangan cepat tertawa, karena mungkin hijau dalam beberapa hari ke depan, tapi nanti akan tetap bergejolak sepanjang tahun. Gunakan kesempatan ini untuk terus berinvestasi. Stay invested, tetap berinvestasi dalam keadaan pasar seperti ini,” katanya.
Sandiaga yakin bahwa selama pertumbuhan ekonomi dijaga di atas 5% dan kinerja perusahaan tetap positif, IHSG akan mampu kembali ke level 7.000-an. Ia merekomendasikan investor untuk melirik saham-saham blue chip yang saat ini sedang terjangkau harganya.
“Dalam situasi seperti ini, justru ini sinyal beli untuk saham-saham yang berkualitas, yang punya fundamental kuat, seperti sektor konsumsi dan perbankan. Saat ini saham-saham blue chip sangat terjangkau harganya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sandiaga menyarankan agar investor tidak hanya melakukan trading jangka pendek, tetapi lebih fokus pada investasi jangka panjang.
“Investor bisa mengoleksi saham-saham ini, tapi jangan di-trading. Simpan untuk jangka panjang karena kita yakin ekonomi Indonesia akan terus bertumbuh, dan perusahaan-perusahaan ini akan tetap menunjukkan kinerja baik,” pungkasnya.