IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL — Informasi intelijen terbaru yang diperoleh Amerika Serikat menunjukkan bahwa Israel tengah melakukan persiapan serius untuk menyerang fasilitas nuklir milik Iran. Laporan ini diungkapkan CNN dengan mengutip sejumlah pejabat AS yang memiliki akses terhadap informasi intelijen tersebut.
Mengutip kantor berita Reuters, CNN melaporkan bahwa meskipun belum ada keputusan akhir dari para pemimpin Israel, potensi terjadinya serangan telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, dalam lingkup pemerintahan AS sendiri masih terdapat ketidaksepakatan tentang kemungkinan realisasi rencana tersebut.
Kedutaan Besar Israel di Washington dan Kantor Perdana Menteri Israel hingga saat ini belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut.
BACA JUGA:
Formatur Ketua HMTP FT-UNANDA Siap Eksiskan Isu Pertambangan di Luwu Raya
Menurut salah satu sumber CNN, eskalasi kemungkinan serangan dipengaruhi oleh kemungkinan tercapainya kesepakatan diplomatik antara AS dan Iran—kesepakatan yang tidak secara penuh menghapus stok uranium Iran. Hal ini dianggap sebagai pemicu kekhawatiran di kalangan pejabat Israel.
Pemerintahan Presiden Donald Trump saat ini tengah melakukan perundingan dengan Iran dalam upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang bertujuan mengekang program nuklir Teheran.
Informasi intelijen tersebut diperoleh melalui berbagai sumber, termasuk komunikasi publik dan pribadi dari pejabat senior Israel, hasil penyadapan komunikasi internal Israel, serta pengamatan atas manuver militer Israel.
Dua sumber CNN menyebutkan bahwa di antara indikasi kuat tersebut adalah pergerakan amunisi udara dan penyelesaian latihan militer secara intensif.
Sementara itu, pada Selasa (20/5), Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pernyataannya menyebut tuntutan AS agar Teheran menghentikan pengayaan uranium sebagai “berlebihan dan keterlaluan.” Pernyataan ini semakin menimbulkan keraguan atas kelanjutan negosiasi menuju kesepakatan nuklir baru.
Situasi ini menambah ketegangan di kawasan, terutama dengan meningkatnya kemungkinan aksi militer sepihak oleh Israel terhadap program nuklir Iran yang telah lama menjadi sumber ketegangan geopolitik di Timur Tengah.