Iran Beri Peringatan Keras ke AS-Israel Terkait Ancaman ke Fasilitas Nuklir

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL — Iran mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat seiring meningkatnya ancaman serangan militer Israel terhadap fasilitas nuklirnya. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menegaskan bahwa Washington akan dianggap bertanggung jawab secara hukum jika Israel melancarkan serangan tersebut.

Peringatan ini disampaikan Araqchi dalam surat resmi kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, yang dikirim menjelang pertemuan putaran kelima pembicaraan nuklir Iran-AS di Roma pada Jumat (23/5/2025). Surat tersebut merespons laporan CNN yang menyebut Israel tengah mempersiapkan aksi militer terhadap instalasi nuklir Iran.

BACA JUGA:


Tanggap Jokowi Soal Ijazahnya: “Ya Memang Asli”


“Iran dengan tegas memperingatkan terhadap segala bentuk petualangan militer oleh rezim Zionis Israel, dan akan merespons secara tegas terhadap setiap ancaman atau tindakan ilegal,” tulis Araqchi seperti dikutip Reuters.

Ia menambahkan bahwa Iran akan menganggap AS sebagai “pihak peserta” dalam serangan karena hubungan strategis erat dengan Israel.

Teheran juga memperingatkan bahwa jika ancaman terhadap fasilitas nuklir terus berlanjut, pihaknya akan mengambil “langkah-langkah khusus” untuk melindungi situs dan bahan nuklir, termasuk kemungkinan mengakhiri kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atau memindahkan bahan uranium ke lokasi rahasia.

Peringatan serupa disampaikan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), yang menyatakan bahwa setiap serangan Israel akan dibalas dengan respons “menghancurkan dan menentukan”.

“Mereka salah perhitungan jika mengira ancaman perang bisa menakuti kami,” ujar juru bicara IRGC, Alimohammad Naini.

Ketegangan ini semakin memanas di tengah kebuntuan negosiasi nuklir. Dalam wawancara televisi pada Kamis malam, Araqchi menegaskan bahwa tidak akan ada kesepakatan jika AS tetap menuntut penghentian total pengayaan uranium oleh Iran. Ia menyebut usulan pembentukan konsorsium internasional sebagai gagasan yang “tidak buruk”, namun menolak menjadikannya pengganti hak Iran untuk melakukan pengayaan sendiri.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, turut mengecam tuntutan AS, menyebutnya sebagai hal yang “berlebihan dan keterlaluan”. Ia mengungkapkan pesimisme terhadap keberhasilan negosiasi untuk kesepakatan nuklir baru.

Meski Iran bersikeras bahwa program nuklirnya bertujuan sipil, ketegangan yang meningkat, pertukaran serangan pada 2024, dan laporan intelijen yang bocor menunjukkan risiko eskalasi konflik regional masih tinggi.

Araqchi menutup pernyataannya dengan menyatakan bahwa meskipun Iran memiliki kemampuan teknis untuk membangun senjata nuklir, negara itu “tidak memiliki kehendak politik” untuk melakukannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *