Iran Tegaskan Lanjutkan Program Nuklir, Tolak Negosiasi soal Pengayaan Uranium

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Pemerintah Iran menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan teknologi nuklir demi kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Melangsir Liputan6.com, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Majid Takht-Ravanchi, menekankan bahwa program pengayaan uranium untuk produksi energi akan tetap dilanjutkan dan tidak menjadi bahan negosiasi.

Berbicara di hadapan Komite Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional Parlemen, Takht-Ravanchi menyatakan Iran “belum berunding dan tidak akan berunding mengenai garis merahnya,” termasuk penghentian program pengayaan uranium maupun rudal balistik.

BACA JUGA:


Korea Utara Akui Kirim Pasukan Tempur ke Rusia, Bertempur Lawan Ukraina


Dalam sesi itu, Takht-Ravanchi juga memberi pengarahan mengenai putaran ketiga negosiasi nuklir antara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dan Utusan Presiden AS Steve Witkoff di Muscat, Oman, yang dimediasi oleh pemerintah Oman.

Negosiasi Berlanjut, Hasil Masih Belum Pasti

Meski Iran dan Amerika Serikat menyepakati untuk melanjutkan pembicaraan minggu depan di Eropa, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menyatakan bahwa optimisme mereka tetap “sangat berhati-hati.” Negosiasi disebutkan kini memasuki tahap pembahasan rinci setelah dua putaran awal membahas agenda umum di Muscat dan Roma.

Juru bicara Komite Keamanan Nasional, Ebrahim Rezaei, mengungkapkan bahwa pembicaraan fokus pada dua poros utama: membangun kepercayaan atas sifat damai program nuklir Iran sebagai imbalan pencabutan semua sanksi ekonomi, termasuk di sektor minyak, gas, pengiriman, dan keuangan.

Takht-Ravanchi kembali menegaskan bahwa pengayaan uranium adalah “hal yang tidak bisa dikompromikan,” dan negosiasi hanya berfokus pada isu nuklir, bukan pada pengurangan kapasitas pertahanan seperti program rudal.

 

Peran Rusia dalam Negosiasi

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan kesiapan Moskow untuk menjadi penengah atau bahkan menyimpan cadangan uranium Iran jika diperlukan demi mendukung tercapainya kesepakatan. Namun, Iran diperkirakan menolak usulan Amerika untuk memindahkan stok uranium yang diperkayanya ke negara ketiga, termasuk Rusia.

Rusia sebelumnya berperan penting dalam negosiasi nuklir Iran sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dan terus mempertahankan peran strategisnya dalam pembicaraan terbaru ini.

 

Sikap Tegas Iran terhadap Intervensi Asing

Sejak 2019, Iran mempercepat program pengayaan uraniumnya hingga mencapai kemurnian 60 persen, mendekati tingkat yang dibutuhkan untuk produksi senjata nuklir. Amerika Serikat bersikeras bahwa Iran harus menghentikan sepenuhnya pengayaan uranium sebagai syarat utama dalam perjanjian baru, namun Teheran menolak.

Selain itu, Iran menolak pembahasan terkait program rudal balistiknya dalam negosiasi, menegaskan bahwa pertahanan nasional merupakan garis merah yang tidak dapat dinegosiasikan.

Iran juga memperingatkan bahwa aktivasi mekanisme “snapback” sanksi oleh pihak Barat dapat mendorongnya keluar dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

 

Membangun Aliansi Strategis

Di tengah ketidakpastian hasil negosiasi, Iran menekankan pentingnya memperkuat hubungan dengan Tiongkok dan Rusia, serta mempercepat finalisasi perjanjian strategis dengan Moskow tanpa menggantungkan nasib ekonominya pada perundingan dengan Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *