Donald Trump menyatakan komitmennya untuk menjadi “pembawa perdamaian” selama masa kepemimpinannya.
Trump menekankan bahwa keberhasilan suatu pemerintahan tidak hanya ditentukan oleh kemenangan dalam peperangan, tetapi juga dari kemampuan untuk menghentikan konflik dan, yang lebih penting, menghindari terjadinya perang.
“Kita akan mengukur kesuksesan bukan hanya dari pertempuran yang kita menangkan, tetapi dari perang yang berhasil kita hentikan, dan yang paling penting, dari perang yang tidak pernah kita masuki. Warisan yang paling saya banggakan adalah menjadi pembawa perdamaian dan penyatu. Itu adalah tujuan saya,” ungkap Trump dengan penuh keyakinan dalam pidato perdananya sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat di Rotunda Capitol, Senin (20/1/2025) mengutip Liputan6.
Namun, setelah menyampaikan visinya untuk dunia yang lebih damai, Trump mengangkat isu yang lebih kontroversial: rencananya untuk merebut kembali kendali Kanal Panama dari pemerintah Panama. Ia mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan kembali mengambil alih kanal tersebut, yang merupakan jalur perdagangan strategis dan saat ini dikelola oleh Panama.
Meski pemerintah Panama dengan tegas menolak untuk menyerahkan kendali kanal, Trump tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan jika diperlukan untuk merebut kembali jalur tersebut.