IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Kantor Berita Korea Utara (KCNA) pada Rabu (12/2/2025) mengecam gagasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin menguasai Jalur Gaza. KCNA tidak hanya menyebut ide tersebut sebagai sesuatu yang konyol, tetapi juga menuduh AS melakukan pemerasan terhadap dunia internasional.
Dilansir dari Liputan6.com, KCNA menegaskan bahwa harapan rakyat Palestina untuk keselamatan dan perdamaian justru hancur akibat rencana kontroversial Trump. Kendati tidak secara langsung menyebut nama Trump, kritik tajam KCNA jelas ditujukan kepada pemimpin AS tersebut.
“Dunia kini mendidih bak panci bubur akibat deklarasi bombastis AS,” ujar KCNA dalam laporannya.
Trump Berencana Ubah Gaza Jadi ‘Riviera Timur Tengah
Kritik Korea Utara merespons pengumuman mengejutkan Trump yang menyatakan keinginannya untuk menguasai Jalur Gaza. Trump menyebut bahwa AS berniat memindahkan warga Palestina dari wilayah tersebut dan mengubah daerah yang hancur akibat perang menjadi kawasan wisata mewah yang ia sebut sebagai “Riviera Timur Tengah.”
Istilah ‘Riviera’ sendiri merujuk pada kawasan pesisir yang terkenal dengan keindahan alamnya dan kehidupan mewah, seperti “French Riviera” di Prancis dan “Italian Riviera” di Italia.
Selain rencana mengenai Jalur Gaza, KCNA juga menyinggung keinginan Trump untuk menguasai Terusan Panama dan Greenland, serta wacana mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.
“Amerika Serikat harus terjaga dari delusi kuno mereka dan segera berhenti melanggar martabat serta kedaulatan negara dan rakyat lain,” tegas KCNA, melabeli AS sebagai ‘pemeras’.
Hubungan Trump dan Korea Utara
Selama masa jabatan pertamanya, Trump beberapa kali mengadakan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan kerap memuji hubungan pribadinya dengan Kim. Baru-baru ini, ia menyatakan niatnya untuk kembali menghubungi pemimpin Korea Utara tersebut.
Namun, hingga saat ini, KCNA hampir tidak memberikan komentar terkait periode kedua kepemimpinan Trump. Sebaliknya, media Korea Utara lebih banyak mengkritik AS dan sekutunya atas kebijakan luar negeri mereka, terutama yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan dunia.
Korea Utara dan Sikapnya terhadap Konflik Gaza
Korea Utara telah lama menentang kebijakan Barat dalam berbagai isu internasional, termasuk konflik di Jalur Gaza. Pyongyang secara terbuka menyalahkan Israel atas pertumpahan darah yang terjadi dan menuduh AS turut bertanggung jawab atas situasi yang semakin memburuk di wilayah tersebut.
Sikap keras Korea Utara terhadap AS semakin menunjukkan ketegangan yang masih ada antara kedua negara, terutama di tengah berbagai kebijakan kontroversial yang diambil oleh pemerintahan Trump dalam diplomasi global.