Krisis Air di Gaza Memburuk, Ratusan Ribu Warga Kehilangan Akses Air Bersih

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL — Ratusan ribu warga di Jalur Gaza dilaporkan kehilangan akses terhadap sumber air bersih utama dalam sepekan terakhir. Hal ini terjadi setelah jaringan pipa yang memasok air ke wilayah tersebut rusak akibat serangan militer Israel.

Menurut otoritas Kota Gaza, kerusakan terjadi pada jaringan pipa yang dioperasikan oleh perusahaan air milik negara Israel, Mekorot, menyusul serangan udara dan darat Israel di kawasan Shejaia, wilayah timur Kota Gaza, yang terletak di bagian utara Jalur Gaza.

Akibat kerusakan tersebut, banyak warga kini terpaksa berjalan jauh, bahkan bermil-mil, demi mendapatkan air bersih.

“Sejak pagi, saya telah menunggu air. Tidak ada stasiun dan tidak ada truk yang datang. Tidak ada air,” kata Faten Nassar, seorang warga Gaza berusia 42 tahun, mengutip Liputan6.com, Senin (14/4/2025).

BACA JUGA:


Prabowo-El-Sisi Sepakat Tingkatkan Hubungan RI-Mesir Jadi Kemitraan Strategis


Militer Israel dalam keterangannya menyebut telah menghubungi organisasi terkait untuk mengoordinasikan perbaikan jaringan pipa yang rusak di wilayah utara.

Mereka juga menambahkan bahwa sistem pasokan air di Gaza masih didukung oleh sumber lain seperti sumur dan fasilitas desalinasi lokal, serta pipa di bagian selatan yang masih berfungsi.

Namun, pihak berwenang di Gaza menyatakan bahwa situasi di lapangan semakin memburuk.

Juru bicara Kota Gaza, Husni Mhana, menyebutkan bahwa krisis air kini menjadi tantangan besar dalam kehidupan sehari-hari warga. “Kami hidup dalam krisis kehausan yang nyata. Jika situasi ini berlanjut, beberapa hari ke depan akan sangat sulit.”

Selain akses air bersih, sistem sanitasi di Gaza juga dilaporkan lumpuh sebagian atau sepenuhnya.

Pejabat Palestina dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan bahwa sebagian besar fasilitas desalinasi air telah rusak atau berhenti beroperasi karena terputusnya pasokan listrik dan bahan bakar.

Dalam sebuah pernyataan, disebutkan bahwa tingkat penyediaan air di Gaza kini hanya berkisar antara tiga hingga lima liter per orang per hari. Angka ini berada jauh di bawah batas minimum kebutuhan air dalam situasi darurat, yaitu 15 liter per orang per hari, menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kondisi tersebut memperparah krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, di tengah meningkatnya eskalasi konflik dan terbatasnya akses bantuan internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *