Lobi Netanyahu Gagal, Trump Tolak Janji Cabut Tarif Impor 17 Persen untuk Israel

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak memberikan komitmen untuk mencabut tarif impor sebesar 17 persen terhadap produk asal Israel.

Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Senin (7/4/2025) waktu setempat.

“Ya, kami sedang membicarakan perdagangan yang sepenuhnya baru — mungkin tidak,” ujar Trump saat ditanya apakah tarif tersebut akan dicabut, seperti dikutip dari Times of Israel. “Mungkin tidak.”

BACA JUGA:


Ekonomi Indonesia: Inflasi Maret 2025 Capai 1,65 Persen


Meski Israel telah menghapus seluruh bea masuk untuk barang asal AS sebagai upaya menghindari kebijakan tarif baru dari Washington, Trump tetap mempertahankan langkah tersebut. Ia menegaskan bahwa bantuan keuangan besar yang diberikan AS ke Israel menjadi salah satu pertimbangannya.

“Jangan lupa, kami banyak membantu Israel. Kami memberikan Israel USD 4 miliar setiap tahun, itu jumlah yang banyak,” kata Trump. “Kami peduli pada teman-teman kami, tapi tidak pada musuh-musuh kami.”

Netanyahu, dalam pernyataan tertulisnya, menyatakan bahwa Israel berkomitmen untuk menghapus seluruh hambatan perdagangan dengan Amerika Serikat.

Ia menambahkan bahwa langkah Israel dapat menjadi contoh bagi negara lain yang ingin menjalin hubungan perdagangan bebas.

Meski demikian, Netanyahu menekankan bahwa perdagangan bebas harus berjalan seiring dengan prinsip keadilan.

“Saya memahami posisi Presiden Trump, dan saya percaya pada perdagangan bebas, namun perdagangan bebas harus juga perdagangan yang adil,” katanya.

Trump menambahkan bahwa kebijakan tarifnya adalah alat tawar penting, dan tanpanya, negara-negara tidak akan bersedia untuk bernegosiasi. Ia bahkan menyebut bahwa Netanyahu memulai pertemuan mereka dengan menawarkan penghapusan semua tarif.

Sementara itu, Asosiasi Manufaktur Israel dalam analisisnya memperingatkan bahwa kebijakan tarif 17 persen dapat menimbulkan kerugian besar bagi perekonomian Israel.

Laporan yang disampaikan kepada Netanyahu menyebutkan bahwa ekspor Israel dapat merugi hingga USD 2,3 miliar per tahun dan mengancam sekitar 18.000–26.000 lapangan kerja.

Jika tarif diperluas mencakup sektor farmasi dan chip, potensi kerugian tahunan diperkirakan meningkat menjadi USD 3 miliar.

Sektor teknologi tinggi termasuk bioteknologi, bahan kimia, dan komponen elektronik disebut sebagai yang paling rentan terdampak.

Presiden Asosiasi Manufaktur Ron Tomer dalam suratnya kepada Netanyahu meminta pemerintah mengambil langkah diplomatik dan ekonomi tegas untuk mencegah dampak lebih lanjut.

Menjelang kunjungan Netanyahu ke AS, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyampaikan bahwa pihaknya telah mempelajari dampak kebijakan tarif tersebut sejak pengumuman Trump pada 2 April dan sedang menyiapkan langkah-langkah lanjutan untuk meminimalkan kerugian terhadap sektor industri dan perekonomian Israel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *