Malaysia Minta Beras ke Indonesia, Mentan Amran: Ketahan Pangan Tetap Prioritas 

IKOLOM.NEWS, NASIONAL – Permintaan tak biasa datang dari negara tetangga. Pemerintah Malaysia secara resmi mengajukan permintaan beras kepada Indonesia.

Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Menteri Pertanian Indonesia, Amran Sulaiman, dan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Mohammad Bin Sabu, di kantor Kementerian Pertanian RI, Jakarta, Selasa (21/4/2025).

Menteri Amran menanggapi permintaan tersebut dengan menegaskan bahwa Indonesia saat ini tetap memprioritaskan ketahanan pangan nasional.

“Ada permintaan beras dari Malaysia kepada kita. Namun untuk sementara, kita harus menjaga ketersediaan dan keamanan stok dalam negeri terlebih dahulu. Ketahanan pangan nasional adalah prioritas utama. Setelah itu tercapai, baru kita dapat mempertimbangkan dukungan lebih lanjut kepada negara sahabat,” kata Amran dalam keterangan tertulis.

BACA JUGA:


Harga Emas Antam Tembus Rp 2 Juta per Gram, Cetak Rekor Tertinggi Baru


Selain meminta beras, kunjungan Datuk Seri Mohammad Bin Sabu juga bertujuan mempererat kerja sama teknologi pertanian. Ia mengaku kagum dengan kemajuan pertanian Indonesia, khususnya dalam produksi padi yang dinilai signifikan.

“Saya kagum dengan kemajuan sektor pertanian Indonesia, khususnya peningkatan produksi padi yang signifikan hingga mencukupi kebutuhan nasional dan berpotensi ekspor,” ujar Datuk Seri.

Malaysia saat ini menghadapi tantangan besar dalam sektor perberasan. Produksi dalam negeri masih tertinggal, indeks pertanaman rendah, dan ketergantungan pada impor terus meningkat. Harga beras pun melonjak akibat keterbatasan pasokan domestik.

Datuk Seri juga menyampaikan harapan agar Malaysia bisa belajar dari Indonesia.

“Karena Indonesia dan Malaysia adalah dua negara jiran yang sangat dekat, seperti abang dan adik, maka kami merasa perlu belajar dari Indonesia,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, Mentan Amran menyatakan kesiapan Indonesia untuk berbagi pengalaman dan teknologi pertanian, termasuk melalui pelatihan, riset bersama, hingga demonstrasi penerapan teknologi.

“Kami percaya, semakin banyak negara yang kuat dalam sektor pangan, semakin tangguh pula kawasan kita dalam menghadapi krisis global,” tegas Amran.

Malaysia juga menyatakan kesiapannya menjalin kolaborasi riset pertanian melalui lembaga MARDI guna mendukung modernisasi pertanian di negaranya.

Menurut data The Malaysian Reserve, industri perberasan Malaysia kini berada dalam tekanan. Tingkat swasembada beras Malaysia (SSR) turun menjadi 56,2% pada 2023. Pemerintah Malaysia menargetkan SSR sebesar 75% pada 2025, namun banyak pihak menilai target tersebut sulit tercapai.

Faktor-faktor yang menghambat kemajuan sektor ini antara lain alih fungsi lahan, irigasi usang, populasi petani yang menua, serta dampak perubahan iklim ekstrem yang merusak ribuan hektar sawah.

Meski pemerintah Malaysia telah menaikkan harga minimum padi dan memberikan subsidi, margin keuntungan petani tetap menipis akibat tingginya biaya produksi.

Malaysia kini menargetkan SSR sebesar 80% pada 2030. Namun, sejumlah pihak menilai target tersebut hanya bisa dicapai jika ada perbaikan signifikan dalam infrastruktur pertanian dan sistem pengelolaan sumber daya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *