IKOLOM.NEWS, NASIONAL – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya peningkatan produksi susu nasional guna mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Saat ini, produksi susu segar dalam negeri hanya mampu memenuhi 20% dari kebutuhan nasional, sementara sisanya masih harus dipenuhi melalui impor.
Menurut data dari Kementerian Pertanian (Kementan), kebutuhan susu segar nasional mencapai 4,9 juta ton per tahun. Seiring dengan pelaksanaan program MBG, kebutuhan ini bertambah sebesar 3,6 juta ton, sehingga total defisit susu nasional mencapai 8,5 juta ton.
Baca Juga: Presiden Prabowo Puji Mentan Amran atas Pengendalian Pertanian
“Kebutuhan susu segar nasional mencapai 4,9 juta ton, sementara produksi dalam negeri baru mencukupi sebagian kecilnya. Dengan adanya tambahan kebutuhan sebesar 3,6 juta ton untuk mendukung program MBG, maka defisit produksi semakin membesar, mencapai 8,5 juta ton,” ujar Amran dalam keterangannya yang dikutip dari Nomor Satu Kaltim.
Selain susu, kebutuhan daging sapi nasional juga mengalami peningkatan. Saat ini, Indonesia mengalami defisit sekitar 0,83 juta ton daging sapi, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 0,88 juta ton setelah pelaksanaan program MBG.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah berupaya menarik investasi asing di sektor peternakan susu. Amran menyatakan bahwa pemerintah siap menawarkan berbagai insentif, seperti pembebasan bea impor untuk ternak dan peralatan industri susu, skema pendanaan dengan suku bunga bersaing, serta asuransi bagi peternakan.
Tiga wilayah strategis telah dipersiapkan sebagai lokasi pengembangan industri peternakan susu skala besar, yaitu:
1. Wajo-Sidrap, Sulawesi Selatan.
2. Barito Utara-Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
3. Poso (Lembah Napu), Sulawesi Tengah.
“Kami telah mempersiapkan tiga kawasan yang sangat potensial untuk pengembangan industri susu. Ini bukan hanya tentang ketersediaan lahan, tetapi juga tentang kesiapan infrastruktur dan ekosistem pendukung lainnya,” ujar Amran.
Kementan terus mendorong investasi luar negeri dalam peternakan sapi sebagai langkah strategis menuju swasembada pangan. Tahun ini, pemerintah menargetkan mendatangkan 200.000 ekor sapi perah dan 200.000 ekor sapi potong.
Pemerintah juga menjamin ketersediaan infrastruktur pendukung, termasuk akses jalan, pasokan listrik, air bersih, serta layanan kesehatan dan pendidikan bagi pekerja di kawasan peternakan.
“Pemerintah berkomitmen untuk membangun akses jalan yang lebih baik, memastikan pasokan listrik yang stabil, serta menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi pekerja di sektor ini,” tutup Amran. (*)