Negara-Negara Pemasok Senjata Terbesar ke Israel, AS dan Jerman Mendominasi

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Di tengah meningkatnya kecaman internasional atas operasi militer Israel di Gaza, sejumlah negara Eropa mulai menyerukan penghentian ekspor senjata ke negara tersebut.

Salah satu desakan terkuat datang dari Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Eropa-Arab di Madrid, 26 Mei lalu. Ia mengajak negara-negara Eropa untuk bersatu menerapkan embargo senjata terhadap Israel.

BACA JUGA:


Pemprov Sulsel Siapkan 26 Sapi Kurban untuk Iduladha


Meskipun demikian, hanya sebagian kecil negara yang secara aktif memasok senjata ke Israel. Menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) Maret 2025, Israel merupakan importir senjata terbesar ke-15 dunia, meski hanya menyumbang kurang dari 2 persen dari total global. Bahkan, angka tersebut mengalami penurunan 2,3 persen dibanding lima tahun sebelumnya.

 

Amerika Serikat dan Jerman Jadi Pemasok Utama

AS menjadi pemasok terbesar senjata ke Israel, menyumbang dua pertiga dari seluruh impor antara 2020 hingga 2024. Bantuan militer AS telah mencapai total 228 miliar dolar AS sejak 1946. Di bawah perjanjian yang berlaku hingga 2028, Israel menerima 3,8 miliar dolar AS per tahun, sebagian besar digunakan untuk membeli senjata buatan AS. Upaya untuk menghentikan bantuan ini—termasuk dari Senator Bernie Sanders—berulang kali ditolak Senat AS.

Jerman berada di urutan kedua, menyuplai sepertiga dari impor senjata Israel selama periode yang sama. Bantuan ini mencakup fregat, torpedo, kendaraan militer, hingga kapal selam. Meski menghadapi tekanan internasional, Berlin tetap mempertahankan dukungan militer, dengan alasan keamanan Israel sebagai prinsip utama kebijakan luar negerinya. Namun, beberapa tokoh politik seperti Kanselir Friedrich Merz mulai mempertanyakan tujuan operasi militer Israel di Gaza.

 

Italia dan Negara Eropa Lainnya Mulai Menyusut

Italia hanya menyumbang sekitar 1 persen dari total impor senjata Israel, meskipun konstitusinya melarang ekspor ke wilayah konflik. Investigasi media menunjukkan bahwa Italia tetap mengekspor senjata senilai jutaan euro ke Israel selama 2023, meski pemerintah mengklaim sebaliknya.

Sementara itu, negara-negara seperti Spanyol, Perancis, dan Inggris telah menghentikan atau menangguhkan lisensi ekspor. Namun, kontribusi mereka terhadap total impor senjata Israel masih di bawah 0,1 persen. Laporan The Guardian bahkan mengungkap bahwa Inggris masih mengirim ribuan item militer meski telah menetapkan larangan.

 

Tekanan Internasional dan Tantangan Embargo

Peneliti SIPRI, Zain Hussain, menyebut embargo yang efektif harus melibatkan AS dan Jerman sebagai pemasok utama. Tanpa keterlibatan mereka, dampak embargo akan minim. Catherine Gegout dari Universitas Nottingham juga menilai bahwa perubahan sikap AS dapat menjadi penentu perubahan kebijakan di Jerman.

Langkah Spanyol dinilai memiliki bobot simbolik dan strategis, meski efektivitasnya masih dipertanyakan. Bagi banyak negara di Eropa, isu ekspor senjata ke Israel bukan hanya soal bisnis, tapi juga ujian terhadap komitmen kemanusiaan dan solidaritas internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *