IKOLOM.NEWS, NASIONAL — Pemerintah akan segera memulai proses rekrutmen guru dan penjaringan siswa untuk Sekolah Rakyat pada pertengahan atau akhir April 2025.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, menyampaikan bahwa kebutuhan guru untuk 53 titik Sekolah Rakyat yang siap beroperasi mencapai lebih dari 1.000 orang.
“Kami butuh lebih dari 1.000 guru. Sekitar 700 guru formal dan 300 guru pendidikan karakter. Belum termasuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah,” ujar Gus Ipul, Minggu (6/4/2025) mengutip Tempo.co.
BACA JUGA:
Presiden Prabowo ke Mentan Amran: “Ini Menteri Benar-benar Hadir di Tengah Petani”
Gus Ipul menjelaskan bahwa guru formal akan mengajar mata pelajaran inti dari pagi hingga sore hari, sementara guru pendidikan karakter akan mendampingi siswa pada sore hingga malam hari guna membentuk karakter dan kepribadian mereka.
Adapun jumlah murid yang akan diterima pada tahap awal diperkirakan mencapai 2.500 anak, yang tersebar di 53 lokasi Sekolah Rakyat di berbagai wilayah.
Saat ini, proses identifikasi terhadap calon guru dan siswa tengah dilakukan. Pemerintah memetakan guru-guru di sekitar lokasi Sekolah Rakyat dan mengumpulkan data calon siswa yang berasal dari kelompok sosial ekonomi bawah, khususnya yang masuk dalam kategori Desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Sekarang sedang dipotret lewat data-data, termasuk siswa dan guru di sekitar lokasi sekolah,” tambah Gus Ipul.
Sebelumnya, Kementerian Sosial menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat direncanakan mulai beroperasi pada Juli 2025, seiring dengan dimulainya tahun ajaran 2025/2026.
Proses penerimaan guru dan siswa dijadwalkan rampung sebelum itu.
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, M. Nuh, menyatakan bahwa tenaga pengajar akan direkrut dari 60 ribu guru yang telah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah memetakan sebaran para guru tersebut agar bisa ditempatkan di daerah asalnya yang berdekatan dengan lokasi Sekolah Rakyat.
Selain dari jalur rekrutmen, pemerintah juga mempertimbangkan penugasan guru Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mendukung operasional Sekolah Rakyat.
Para calon guru akan melalui proses seleksi untuk mengukur kompetensi sekaligus empati sosial mereka. “Kami ingin tahu para guru itu punya empati sosial, tidak hanya kompetensi akademik,” ujar M. Nuh dalam pernyataan tertulis, Rabu (19/3/2025).
Sementara itu, proses seleksi bagi calon siswa akan melibatkan tahapan administratif, tes potensi akademik, psikotes, kunjungan rumah, wawancara dengan orang tua, hingga pemeriksaan kesehatan.
Sekolah Rakyat digagas sebagai inisiatif pendidikan inklusif untuk anak-anak dari keluarga miskin, dengan pendekatan holistik yang menggabungkan pendidikan akademik dan penguatan karakter.