IKOLOM.NEWS, NASIONAL – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dijadwalkan menggelar kongres partai pada akhir Mei 2025.
Kongres ini menjadi sorotan publik karena memunculkan spekulasi tentang kemungkinan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), bergabung dengan PSI setelah dipecat dari PDI Perjuangan (PDIP).
BACA JUGA:
Ketua Komisi III DPR RI Dukung Usulan Penghapusan SKCK
Isu ini semakin menguat setelah Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, menyambut baik gagasan perubahan nama PSI menjadi Partai Terbuka, sebuah konsep yang pernah digagas oleh Jokowi. Hal ini pun menimbulkan dugaan bahwa Jokowi akan mengambil peran di PSI.
Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi Taslim, menanggapi kabar tersebut dengan menyatakan bahwa NasDem selalu menjaga komunikasi politik dengan berbagai pihak, termasuk Jokowi. Ia menegaskan bahwa NasDem menghormati setiap pilihan politik Jokowi, termasuk jika nantinya bergabung dengan PSI.
“NasDem mengembangkan politik silaturahmi, senantiasa berusaha dekat dan dialogis dengan semua kalangan, termasuk tapi tidak terbatas hanya dengan Jokowi,” kata Hermawi, Jumat (27/3/2025) mengutip Liputan6.com.
Terkait kemungkinan Jokowi bergabung dengan PSI, Hermawi menyatakan belum mendapatkan informasi pasti.
“Merapat ke mana itu hak konstitusional Jokowi,” ujarnya.
Kaesang Bungkam soal Jokowi dan Kepemimpinan PSI
Saat ditanya apakah Jokowi akan masuk dalam struktur PSI, Kaesang Pangarep memilih untuk tidak memberikan jawaban.
“Saya udah dijemput, yuk,” kata Kaesang saat ditemui di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (26/3/2025).
Kaesang juga belum bersedia menjawab apakah dirinya akan kembali menjabat sebagai Ketua Umum PSI setelah kongres mendatang.
Analis Politik: PSI Bisa Jadi Wadah Baru Jokowi
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, menilai bahwa Jokowi memerlukan kendaraan politik baru jika ingin tetap berpengaruh di panggung politik nasional. Ia melihat PSI sebagai pilihan yang realistis, mengingat partai tersebut kini dipimpin oleh putranya, Kaesang.
“Joko Widodo membutuhkan wadah untuk bisa mempertahankan eksistensinya dalam politik Indonesia. Sehingga perlu bergabung dengan salah satu partai politik yang selama ini selalu memberikan warna dalam politik Indonesia,” kata Fernando, Rabu (26/3/2025).
Fernando menambahkan bahwa jika Jokowi bergabung dan mengambil peran strategis di PSI, hal ini dapat meningkatkan daya saing serta elektabilitas partai tersebut dalam menghadapi Pemilu 2029.
“Kolaborasi antara Kaesang sebagai Ketua Umum dan Jokowi sebagai Pembina atau jabatan lainnya akan mampu meningkatkan suara PSI di 2029,” tuturnya.