Putin Umumkan Gencatan Senjata Sementara Saat Paskah, Zelenskyy: Upaya Mempermainkan Nyawa

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sementara di Ukraina selama perayaan Paskah, mulai Sabtu (19/4/2025), dengan alasan kemanusiaan.

Keputusan ini diumumkan bersamaan dengan pertukaran ratusan tahanan perang antara Rusia dan Ukraina—yang menjadi salah satu yang terbesar sejak invasi Rusia ke Ukraina lebih dari tiga tahun lalu.

Menurut pernyataan Kremlin yang dikutip dari NPR, gencatan senjata berlaku mulai pukul 18.00 waktu Moskow pada Sabtu, dan berakhir pada tengah malam setelah Minggu Paskah.

“Kami berasumsi bahwa pihak Ukraina akan mengikuti contoh kami. Namun, pasukan kita tetap harus waspada terhadap pelanggaran gencatan senjata dan provokasi musuh,” kata Putin dalam rapat bersama Kepala Staf Umum Valery Gerasimov. Video rapat tersebut dibagikan oleh Layanan Pers Kremlin.

BACA JUGA:


China Mulai Saingi AS dalam Perlombaan AI, DeepSeek Tembus Tiga Besar Dunia


Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy merespons skeptis. Dalam unggahan di platform X, Zelenskyy menyebut gencatan senjata ini sebagai “upaya Putin mempermainkan nyawa manusia.”

Ia menyoroti bahwa peringatan serangan udara terus terdengar di seluruh Ukraina, dan keberadaan drone Shahed milik Rusia di langit menunjukkan niat sebenarnya Moskow.

Di tengah ketegangan itu, kedua negara melakukan pertukaran tahanan dalam jumlah besar pada Sabtu. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan sebanyak 246 prajurit mereka telah dipulangkan. Sementara itu, sebagai bagian dari pertukaran, 31 tahanan Ukraina yang terluka ditukar dengan 15 tentara Rusia yang juga mengalami luka serius dan membutuhkan perawatan medis.

Presiden Zelenskyy menyampaikan bahwa total 277 tentara Ukraina telah kembali ke tanah air usai dibebaskan dari tahanan Rusia.

Pengumuman gencatan senjata ini datang sehari setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa negosiasi antara Rusia dan Ukraina “hampir mencapai puncaknya.”

Trump juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan dipermainkan dalam upaya menghentikan perang yang telah berlangsung tiga tahun ini.

Ini bukan kali pertama Rusia mengumumkan gencatan senjata sepihak. Pada Januari 2023, Putin juga pernah memerintahkan jeda serangan selama 36 jam untuk memperingati Natal Ortodoks, namun langkah tersebut saat itu dipandang sebagai taktik untuk mengulur waktu persiapan serangan baru.

Sementara itu, situasi di garis depan masih panas. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukannya telah mendesak mundur tentara Ukraina dari Desa Oleshnya, salah satu wilayah terakhir yang dikuasai Ukraina di Kursk, Rusia. Namun, Zelenskyy menegaskan pasukannya masih mempertahankan posisi di sana.

Laporan dari kantor berita Rusia Tass menyebutkan pertempuran sengit masih berlangsung di Desa Gornal, sekitar 11 kilometer selatan Oleshnya. Pasukan Rusia disebut belum berhasil mengusir tentara Ukraina dari wilayah tersebut secara penuh.

Rusia, dengan dukungan dari Korea Utara, dikabarkan terus menekan posisi Ukraina dan mencoba menghilangkan daya tawar Kyiv dengan merebut kembali wilayah Kursk, yang sempat dikuasai Ukraina dalam serangan kejutan tahun lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *