IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Menteri Perkeretaapian Pakistan, Hanif Abbasi, mengeluarkan ancaman keras terhadap India di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara bertetangga itu. Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu (27/4/2025), Abbasi memperingatkan bahwa Pakistan siap menggunakan kekuatan nuklir jika diperlukan.
Ancaman itu muncul menyusul serangan teror berdarah di wilayah Kashmir yang dikelola India pada Selasa pekan lalu, di mana 26 turis Hindu, termasuk satu warga Nepal, tewas ditembak kelompok bersenjata. Insiden ini memicu gelombang ketegangan baru di kawasan yang sudah lama menjadi sumber perselisihan.
Dalam pernyataannya, Abbasi menegaskan bahwa Pakistan memiliki persenjataan besar, termasuk lebih dari 130 hulu ledak nuklir.
“Rudal balistik kami semuanya telah diarahkan kepada Anda. Tidak ada yang tahu di mana kami menyimpan senjata-senjata itu. Ini bukan untuk dipamerkan,” ujarnya, seperti dikutip NDTV, Senin (28/4/2025).
BACA JUGA:
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin Umumkan Tiga Besar Calon Sekda
Perselisihan Perjanjian Air
Selain insiden kekerasan di Kashmir, ketegangan diperparah oleh keputusan India untuk menangguhkan Perjanjian Indus Waters Treaty, kesepakatan penting yang mengatur pembagian air sungai antara kedua negara. Abbasi menanggapi keputusan tersebut dengan memperingatkan, “Jika mereka menghentikan pasokan air kepada kami, mereka harus siap untuk berperang.”
India menegaskan bahwa penangguhan perjanjian akan tetap diberlakukan sampai Pakistan mengambil langkah nyata dan permanen untuk menghentikan dukungan terhadap terorisme lintas batas. Ini adalah pertama kalinya India menangguhkan kesepakatan yang berpengaruh terhadap jutaan jiwa di kedua negara itu.
Bentrokan di Perbatasan
Ketegangan di lapangan semakin meningkat dengan laporan baku tembak antara pasukan India dan Pakistan di sepanjang Garis Kontrol (LoC) di Kashmir untuk malam ketiga berturut-turut. India juga menggelar operasi kontra-terorisme di wilayahnya, sementara hubungan diplomatik kedua negara telah menurun tajam, ditandai dengan pengusiran diplomat masing-masing.
India menuding Pakistan terlibat dalam mendukung serangan teror, tuduhan yang dibantah keras oleh Islamabad. Kelompok The Resistance Front (TRF), yang diduga berafiliasi dengan Lashkar-e-Taiba yang bermarkas di Pakistan, mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kashmir tersebut.
Peringatan Perang Besar
Dalam wawancara terpisah dengan Sky News, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif memperingatkan bahwa konflik yang memburuk ini dapat meningkat menjadi “perang habis-habisan” dengan “konsekuensi tragis,” mengingat status kedua negara sebagai kekuatan nuklir.
Situasi di Asia Selatan saat ini terus menjadi perhatian dunia internasional, mengingat risiko besar dari eskalasi bersenjata antara dua negara bersenjata nuklir tersebut.