IKOLOM.NEWS, SULSEL – Sulawesi Selatan (Sulsel) bersiap menjadi tuan rumah ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Nasional dan Asia Tenggara. Ini merupakan kali pertama kompetisi baca kitab kuning tingkat regional digelar, sekaligus menjadi momen bersejarah bagi wilayah timur Indonesia sebagai tuan rumah.
Persiapan perhelatan akbar ini dibahas dalam rapat koordinasi yang digelar di Makassar pada Selasa, 29 April 2025. Rapat dihadiri sejumlah pihak strategis, termasuk perwakilan Pemerintah Provinsi Sulsel yang menyatakan dukungan penuhnya.
Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel, Arafata, yang hadir mewakili Pemprov, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menyukseskan MQK Nasional dan Asia Tenggara.
“Ini merupakan kebanggaan bagi Pemprov Sulsel. Sesuai arahan Gubernur, kami akan bersinergi penuh untuk menyukseskan perhelatan ini,” ujarnya.
BACA JUGA:
Polda Sulsel Bebaskan 37 Terduga Passobis, Pengamat Hukum UNM Nilai Sesuai Prosedur
Ia menambahkan, meskipun ini kali pertama pihaknya terlibat dalam koordinasi MQK, potensi kegiatan ini sangat besar dalam memperkuat citra keagamaan dan budaya lokal.
Sementara itu, Direktur Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Basnang Said, menekankan pentingnya menjadikan MQK sebagai ajang strategis memperkuat identitas pesantren sebagai lembaga pendidikan asli Indonesia.
“Pesantren sudah ada sejak abad ke-14, bahkan sebelum penjajahan. Ini adalah lembaga pendidikan yang genuine Indonesia,” tegasnya.
Basnang juga menyambut positif pelaksanaan MQK di Sulsel sebagai bagian dari upaya pemerataan kegiatan berbasis agama ke kawasan timur Indonesia.
“Selama ini kegiatan nasional terlalu terpusat di wilayah barat. MQK di Sulsel adalah implementasi visi pemerataan sebagaimana tertuang dalam Asta Cita,” tambahnya.
Ia turut mendorong kolaborasi dengan Dinas Kebudayaan agar kekayaan budaya lokal turut ditampilkan selama kegiatan berlangsung.
“Kita ingin ada warna Sulsel yang kuat. Ini bukan hanya kerja Kementerian Agama, tapi kerja bersama,” ujarnya.
Selain nilai religius dan budaya, Direktur Pesantren juga berharap MQK memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat lokal, khususnya di Kabupaten Wajo yang ditunjuk sebagai lokasi utama kegiatan.
“Kalau perlu, kita jadwalkan seluruh 24 kabupaten/kota di Sulsel untuk ikut serta,” ucapnya.
Tahun ini, MQK Nasional dan Asia Tenggara akan digelar dengan konsep digitalisasi. Babak penyisihan dirancang berlangsung secara daring melalui sistem Computer Based Test (CBT).