Ikolom.SulSel – Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman meluncurkan 200 unit taksi listrik bertajuk Green Smart Mobility (SM) di Makassar. Taksi listrik yang diklaim pertama beroperasi di kawasan Indonesia Timur ini bisa dimanfaatkan masyarakat dengan diskon tarif 20% hingga 3 hari ke depan.
Peluncuran taksi listrik itu berlangsung di kawasan Center Point of Indonesia (CPI) pada Senin (15/9/2025). Program ini dikerjasamakan dengan perusahaan asal Vietnam, PT Xanh SM Green and Smart Mobility Indonesia atau Green SM.
“Green SM ini bisa melayani sebagaimana transportasi-transportasi yang kita harapkan. Pertama, ramah dengan lingkungan, ramah dengan kompetitor, ramah dengan masyarakat, dan ramah dengan pekerjanya,” kata Andi Sudirman kepada wartawan.
Andi Sudirman menegaskan, kerja sama menghadirkan taksi listrik bagian dari upaya mendorong investasi. Program ini juga sejalan dengan kebijakan Pemprov Sulsel yang mendorong pengurangan emisi.
“Kita tahu sendiri polusi bisa lahir dari banyaknya kendaraan-kendaraan ini, paling tidak mengurangi lah ya, kalaupun tidak, paling tidak kita mensupport untuk sistem transportasi yang lebih aman, lebih murah nantinya,” jelasnya. Dilansir dari laman detiksulsel
Dia melanjutkan, kehadiran taksi listrik ini membuka peluang kerja bagi masyarakat. Andi Sudirman berharap agar perusahaan atau operator taksi listrik itu melibatkan warga lokal sebagai tenaga sopir.
“Masalah pekerjaan harus dibuka untuk warga lokal. Jadi nanti saya sisir, saya akan cek biar membuka lapangan pekerjaan buat warga saya,” ujar Andi Sudirman.
Andi Sudirman juga mewajibkan perusahaan agar sopir diakomodir BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Sopir taksi pun mesti diberi pendampingan hukum sehingga kesejahteraan dan keamanan driver bisa lebih terjamin
“Wajib mereka punya, itu syarat mutlak itu. Perusahaan juga mesti berikan pendampingan hukum bagi driver yang mungkin dapat masalah,” tegasnya.
Andi Sudirman berharap, perusahaan taksi listrik bisa memberikan kontribusi sosial bagi Pemprov Sulsel berupa pembangunan taman hijau atau ruang publik. Hal ini sesuai konsep perusahaan soal keberlanjutan dan lingkungan hijau.
“Kita minta juga publik space sebagai kontribusi perusahaan, tidak banyak hanya satu hektare, kita punya lahannya sisa dijadikan taman hijau,” ungkap Andi Sudirman.
Sementara itu, Managing Director Green SM, Deny Tjia mengaku, taksi green SM merupakan transportasi publik alternatif untuk warga. Pihaknya menggratiskan biaya tarif khusus untuk hari.
“Ramah lingkungan, tanpa suara bising, tanpa bau dan tanpa asap. Khusus hari ini itu diskon kita 100 persen. Kalau besok sudah diskon 20 persen sampai tanggal 18 September 2025,” ucap Deny.
Dia menegaskan, setiap driver telah dibekali asuransi kecelakaan yang difasilitasi perusahaan. Meski begitu, dia tetap memperhatikan permintaan Gubernur Sulsel terkait jaminan sosial lain kepada driver.
“Driver sudah dilengkapi dengan asuransi kecelakaan. Nanti mungkin kami tindak lanjuti kelengkapan BPJS seperti itu,” jelasnya.
Green SM saat ini masih menjangkau area Kota Makassar. Namun area operasional taksi listrik nantinya bisa saja meluas dengan pertimbangan tertentu.
“Sekarang masih area Makassar, tapi ke depan kita akan bahas dengan dinas perhubungan untuk memperluas area ke Mamminasata,” jelasnya.
Peluncuran 200 unit taksi listrik Green Smart Mobility (SM) di Makassar menjadi tonggak penting bagi pengembangan transportasi ramah lingkungan di kawasan Indonesia Timur.
Program ini bukan hanya menawarkan inovasi transportasi rendah emisi, tetapi juga membuka peluang kerja baru bagi masyarakat lokal, dengan syarat adanya perlindungan sosial melalui BPJS dan pendampingan hukum bagi sopir.
Selain aspek lingkungan dan sosial, kehadiran taksi listrik juga mendorong iklim investasi baru di Sulsel, menguatkan posisi Makassar sebagai kota pionir dalam transformasi transportasi berkelanjutan. Diskon tarif pada awal operasional menjadi strategi untuk menarik minat masyarakat agar terbiasa menggunakan layanan ini.
Namun, tantangan ke depan adalah memperluas area operasional hingga ke wilayah Mamminasata dan memastikan keberlanjutan program, termasuk kontribusi sosial perusahaan melalui pembangunan ruang hijau publik.
Jika konsisten dijalankan, program ini bisa menjadi model transportasi modern berkelanjutan di Indonesia.