Ikolom.Bulukumba – Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Karama Cendekia sukses menyelenggarakan lokakarya membaca Kitab Al-Barzanji. Kegiatan yang mengusung tema “Pelestarian Budaya dan Bahasa Lokal melalui Pelatihan Membaca Kitab Al-Barzanji dalam Bahasa Arab, Bugis, dan Konjo” tersebut berlangsung tanggal 21, 22, 23 dan 28, 29, 30 Agustus 2025
Lokakarya tersebut berlangusng dalam dua sesi, sesi pertama diperuntukkan bagi orang dewasa, berlangsung pada 21–23 Agustus 2025. Sementara sesi kedua ditujukan bagi anak-anak dan pelajar, yang akan dilaksanakan pada 28–30 Agustus 2025 di TBM Karama Cendekia, Desa Karama.
Ketua TBM Karama Cendekia, Hadi Kasmaja DS, S.Pd., M.Pd, menjelaskan bahwa kegiatan ini didanai oleh pemerintah melalui program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan 2025. Menurutnya, lokakarya ini bertujuan untuk melestarikan tradisi membaca Kitab Al-Barzanji, terutama karena para pembaca yang mahir kini sudah semakin langka dan umumnya berusia lanjut.
“Bantuan fasilitasi ini diberikan oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang isi kandungan Kitab Al-Barzanji, melatih masyarakat khususnya generasi muda agar mampu membaca dalam bahasa Arab, serta mampu memahami dan melafalkan versi terjemahan dalam bahasa Bugis dan Konjo. Dengan demikian, dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, meneladani akhlak mulia beliau, sekaligus melestarikan dan menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas budaya dan bahasa lokal,” terang Hadi.
Ia menambahkan, peserta lokakarya terbagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama untuk orang dewasa melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, unsur pemerintah, imam dusun, imam masjid, dan majelis taklim. Sedangkan sesi kedua diperuntukkan bagi anak-anak, yang terdiri dari pelajar, santri TPQ, serta remaja masjid.
“Harapannya, melalui lokakarya ini lahir generasi penerus yang mampu menjaga dan melestarikan tradisi membaca Kitab Al-Barzanji dalam bahasa Arab maupun bahasa daerah, menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan upaya meneladani akhlak mulia beliaum serta menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas budaya lokal melalui pelestarian tradisi dan bahasa lokal” tutup Hadi.