Tito Karnavian Minta Pemda Perketat Mitigasi Bencana Menyambut Nataru 2025–2026

Ikolom.Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menginstruksikan pemerintah daerah (pemda) untuk segera meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana sekaligus menyiapkan penyelenggaraan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

“Inti dari rapat ini ada dua: antisipasi bencana dan persiapan Natal dan tahun baru. Ini memerlukan sinergi dan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Karena itu, kami di tingkat pusat berkumpul dengan para stakeholder terkait. Harapannya, setelah ini kepala daerah segera melakukan rapat dengan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) dan pemangku kepentingan kebencanaan di daerah,” kata Tito di Gedung Kemendagri, Jakarta, dikutip dari Antara, Senin.

Pernyataan tersebut disampaikan Tito dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah untuk Antisipasi Momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Tito menekankan bahwa dalam tiga minggu terakhir telah terjadi dua bencana hidrometeorologi besar, yakni banjir bandang dan longsor yang melanda Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Karena itu, mitigasi dari pemerintah daerah menjadi hal krusial untuk mencegah jatuhnya korban jiwa.

Selain antisipasi bencana, Mendagri juga meminta pemda memperkuat kesiapan menghadapi lonjakan mobilitas masyarakat pada masa libur Natal dan tahun baru, baik pada jalur darat, laut, maupun udara. Ia mengingatkan bahwa periode akhir tahun biasanya memicu kenaikan harga pangan akibat meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam kegiatan sosial dan keagamaan.

“Oleh karena itu, stok pangan dan kesiapan distribusi perlu diperhatikan,” ujarnya.

Tito juga menyoroti pentingnya pengawasan keamanan di titik-titik keramaian pada malam pergantian tahun untuk mencegah kepadatan berlebihan yang dapat berujung insiden fatal. Ia mencontohkan tragedi Itaewon di Korea Selatan pada 29 Oktober 2022 yang menewaskan lebih dari 150 orang.

“Dimensi keamanan juga penting, baik lalu lintas maupun lokasi wisata dengan potensi bahaya seperti ombak besar. Pada malam tahun baru, titik keramaian seperti di Ancol harus dijaga agar tidak terjadi situasi seperti tragedi Itaewon,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani melaporkan bahwa dalam dua bulan mendatang sejumlah wilayah, termasuk Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian Sulawesi Selatan, Papua Selatan, serta Kalimantan akan memasuki periode curah hujan tinggi hingga sangat tinggi. Ia juga menyebut potensi munculnya bibit siklon atau siklon tropis di perairan selatan Indonesia hingga NTT, Laut Arafura, dan selatan Papua.

Daerah-daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan meliputi Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa, Bali, NTB, NTT, Maluku, Papua Selatan, dan Papua Tengah.

“BMKG terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga melalui operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi risiko cuaca ekstrem pada puncak musim hujan dan libur Natal dan tahun baru. Namun, teknologi modifikasi cuaca saat ini masih belum mampu mencegah pembentukan bibit siklon atau mengurangi intensitas siklon,” jelas Fathani.

Ia menambahkan bahwa periode November 2025–April 2026 merupakan fase pembentukan bibit atau siklon tropis di selatan Indonesia yang dapat memicu turunnya hujan lebat dan angin kencang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *