TNI Sambut Usia ke-80, Alutsista Baru Perkuat Pertahanan Indonesia pada 2026

Ikolom.Jakarta – Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 pada 5 Oktober 2025 mendatang dengan mengusung tema “TNI Prima – TNI Rakyat – Indonesia Maju.” Tema ini mencerminkan visi TNI yang profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif, sekaligus menegaskan bahwa kekuatan TNI bersumber dari rakyat.

Dalam momentum ini, pemerintah menegaskan komitmennya memperkuat sistem pertahanan melalui modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). Pada RAPBN 2026, anggaran pertahanan ditetapkan sebesar Rp335,2 triliun, naik signifikan dari outlook 2025 senilai Rp247,5 triliun. Tambahan anggaran tersebut tidak hanya dialokasikan untuk pengadaan alutsista baru, tetapi juga persiapan personel, operasional, hingga pemeliharaan. Dikutip dari CNBC Indonesia, (28/92)/2025).

Langkah ini menjadi bagian dari delapan prioritas kebijakan belanja negara 2026, salah satunya penguatan sistem pertahanan dan keamanan. Sejumlah alutsista strategis dijadwalkan tiba pada 2025–2026 untuk memperkuat matra darat, laut, dan udara TNI.

Jet Tempur Dassault Rafale

Indonesia akan mulai menerima jet tempur Rafale pada awal 2026. Kementerian Pertahanan telah menandatangani kontrak pembelian 42 unit senilai US$8,1 miliar, termasuk paket senjata dan dukungan logistik. Pesawat omni-role generasi 4,5 asal Prancis ini mampu melaksanakan berbagai misi mulai dari superioritas udara, dukungan jarak dekat, pengintaian, serangan strategis, hingga anti-kapal. Kehadirannya akan memperkuat pertahanan udara nasional.

Airbus A-400M

Untuk memperkuat armada angkut strategis, TNI AU akan menerima dua unit Airbus A-400M. Satu unit dijadwalkan datang pada November 2025, disusul unit kedua pada kuartal I-2026. Selain sebagai pesawat angkut berat, A-400M juga berfungsi sebagai aerial refueling tanker yang mampu mengisi bahan bakar jet tempur seperti Sukhoi, Hawk, hingga Rafale, menjadikannya force multiplier bagi kekuatan udara Indonesia.

Drone Serang Anka

Modernisasi juga mencakup penguatan kekuatan nirawak. Sebanyak 12 unit UAV Anka buatan Turkish Aerospace Industries akan datang pada 2026, dengan kontrak senilai US$300 juta. Enam unit akan dirakit di Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia, sementara enam lainnya diproduksi di Turki. UAV jenis MALE (Medium-Altitude Long-Endurance) ini mampu terbang hingga 24 jam di ketinggian 30 ribu kaki dengan kapasitas muatan 350 kg. Proyek ini sekaligus menjadi ajang transfer teknologi bagi pengembangan UAV lokal seperti Elang Hitam.

Tambahan T-50i Golden Eagle

TNI AU juga akan menerima enam unit tambahan T-50i Golden Eagle dari Korea Aerospace Industries. Pengiriman berlangsung 2025–2026, melengkapi 16 unit yang sudah beroperasi sejak 2014. Dengan demikian, total armada T-50i Indonesia mencapai 19 unit. Jet latih tempur ini berperforma mendekati pesawat tempur sesungguhnya, mampu melaju hingga 1.837 km/jam di ketinggian 14.530 meter.

KRI Prabu Siliwangi

TNI Angkatan Laut akan diperkuat dengan kedatangan KRI Prabu Siliwangi (321), kapal patroli lepas pantai kelas Thaon di Revel asal Italia. Kapal sepanjang 143 meter dengan bobot penuh 5.800–6.300 ton ini menjadi salah satu kapal terbesar dalam sejarah TNI AL.

Kapal tersebut dilengkapi radar AESA, rudal pertahanan udara, meriam otomatis, dan sistem perang elektronik modern. Selain patroli maritim dan pertahanan, kapal ini juga dapat digunakan untuk operasi kemanusiaan dan pengamanan wilayah strategis di perairan Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *