Transaksi Jemaah Haji dan Umrah RI Capai Rp128 Triliun, Airlangga Dorong Penguatan Bisnis Nasional di Timur Tengah

IKOLOM.NEWS, NASIONAL – Nilai transaksi jemaah haji dan umrah asal Indonesia di Arab Saudi mencapai US$8 miliar atau setara Rp128 triliun. Angka fantastis ini dinilai sebagai peluang besar bagi pelaku usaha dalam negeri untuk memperluas dan memperkuat kehadiran bisnis Indonesia di kawasan Timur Tengah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa potensi ekonomi dari aktivitas haji dan umrah masyarakat Indonesia sangat signifikan, dan harus bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh sektor usaha nasional.

“Jadi haji umrah kita value-nya sekitar US$8 miliar, seharusnya ini menjadi potensi market Indonesia di Timur Tengah,” ujar Airlangga dalam Sarasehan Ekonom Islam yang disiarkan melalui kanal YouTube IAEI TV, Kamis (15/5/2025).

BACA JUGA:


Pelantikan Pengurus IDI Cabang Barru 2025–2028: Menjaga Marwah Profesi di Tengah Transformasi Kesehatan


Airlangga menekankan bahwa jasa perjalanan, termasuk haji dan umrah, merupakan salah satu bentuk kontribusi Indonesia terhadap ekonomi Arab Saudi.

Oleh karena itu, ia mendorong pelaku usaha nasional untuk aktif menyediakan layanan yang dibutuhkan jemaah, mulai dari makanan halal, akomodasi, hingga berbagai layanan penunjang lainnya.

“Kalau kita yang siapkan makanannya, akomodasinya, dan servisnya di sana, maka tentu sebagian dari US$8 miliar ini bisa ditarik kembali ke Indonesia,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya penggunaan sistem pembayaran nasional guna mempertahankan arus devisa tetap dalam negeri. Ia mencontohkan bagaimana wisatawan asal Tiongkok tetap menggunakan sistem pembayaran domestik saat bepergian ke luar negeri.

“Sama seperti turis dari Cina, mereka ke luar negeri tetapi tetap menggunakan sistem pembayaran dari Cina, sehingga devisanya tetap kembali ke negaranya,” jelas Airlangga.

Sebagai langkah konkret, Airlangga telah meminta Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, untuk memperluas penggunaan sistem Quick Response Indonesian Standard (QRIS) sebagai metode pembayaran jemaah Indonesia di Arab Saudi.

“Kalau kita menggunakan QRIS dengan bank sentral Arab Saudi, para jamaah umrah dan haji bayarnya pakai QRIS saja. Jadi uangnya balik lagi ke Indonesia,” pungkasnya.

Dengan strategi ini, Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi negara pengirim jemaah terbesar di dunia, tetapi juga dapat memainkan peran ekonomi yang lebih kuat dalam ekosistem global ibadah haji dan umrah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *