Trump dan Netanyahu Berselisih Soal Iran dan Gaza, AS Punya Agenda Sendiri

IKOLOM.NEWS, INTERNASIONAL – Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut menjalankan kebijakan Timur Tengah yang berbeda dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Perbedaan itu terlihat mencolok dalam penanganan isu Iran serta sikap terhadap operasi militer Israel di Gaza, menurut mantan utusan AS untuk Timur Tengah, Frank Lowenstein.

Dalam sebuah pengarahan virtual yang diselenggarakan oleh kelompok advokasi J Street, Lowenstein mengungkap bahwa Israel semula berharap Trump akan memberikan “cek kosong” dalam menjalankan agenda mereka.

“Namun ternyata Trump punya agendanya sendiri,” ujarnya seperti dikutip NBC News.

BACA JUGA:


Hamas Akan Bebaskan Sandera Warga AS-Israel, AS Sebut sebagai “Gestur Niat Baik”


Meskipun Trump sebelumnya mendukung pengiriman senjata ke Israel dan tidak menghalangi operasi militer di Gaza, kini ia disebut mulai menempuh jalur yang lebih diplomatis. Salah satu perbedaan paling nyata terlihat dalam pendekatan terhadap Iran.

Saat Netanyahu melihat tekanan terhadap Iran sebagai peluang strategis untuk melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Teheran, Trump justru memberi sinyal keterbukaan untuk bernegosiasi.

“Kami belum membuat keputusan,” ujar Trump pekan lalu, saat ditanya apakah AS akan mengizinkan Iran mempertahankan pengayaan uranium untuk tujuan sipil dalam perjanjian nuklir baru.

Sikap ini memicu kekhawatiran di kalangan pejabat Israel, yang menolak kesepakatan apa pun yang tidak mencabut total kemampuan nuklir Iran.

Ketegangan antara Washington dan Tel Aviv semakin mencuat setelah Trump memutuskan menghentikan operasi militer AS terhadap kelompok Houthi di Yaman, meski kelompok itu baru saja meluncurkan rudal ke wilayah dekat Bandara Ben Gurion, Israel.

Keputusan ini membuat Israel kecewa, terutama karena Netanyahu berharap mendapatkan dukungan militer penuh jika sewaktu-waktu Israel melancarkan serangan terhadap Iran. Sebaliknya, Trump justru mengumumkan rencana untuk membuka pembicaraan langsung dengan Teheran.

“Netanyahu menilai langkah itu sia-sia dan berisiko mengorbankan keuntungan strategis,” ujar seorang pejabat AS kepada NBC News.

Sistem pertahanan udara Iran yang sempat rusak berat akibat serangan Israel disebut sedang dalam tahap pemulihan, menambah kekhawatiran Israel soal momentum yang terlewat.

Sementara itu, AS dan Iran baru saja menyelesaikan putaran keempat perundingan diplomatik di Muscat, Oman, pada Minggu lalu.

Dalam isu Gaza, Trump juga menunjukkan perbedaan sikap. Ia secara pribadi menyuarakan kritik terhadap rencana Israel memperluas serangan militernya, dan menyebutnya sebagai “upaya sia-sia yang justru akan menyulitkan proses rekonstruksi.”

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *